SIROH
NABAWIYAH
KELAS XII PPM. MBS PLERET
PENGAMPU : IIN SHOLIHIN
MEMAHAMI SIROH - TARIKH -
QISHOH - HIKAYAT
TARIKH - secara bahasa berarti
ketentuan waktu. Secara pengertian tarikh istilah adalah ilmu yang menggali
peristiwa-peristiwa masa lampau agar tidak dilupakan. Ilmu tarikh sepadan
dengan pengertian ilmu sejarah pada umumnya. Awalnya, tarikh bermakna penetapan
bulan kemudian meluas menjadi kalender dalam pengertian umum. Dalam
perkembangan selanjutnya, tarikh bermakna pencatatan peristiwa. Semakin maju,
ilmu tarikh menjadi lebih luas dan beragam sesuai dengan perkembangan teknologi
pencatatan itu sendiri.
QISHAH - berarti bekasan atau
mengikuti bekasan (jejak).Lafadz qashash adalah mashdar yang berarti mencari
bekasan atau jejak. Qashah bermakna: urusan, berita, khabar dan keadaan. Qashah
atau kisah juga berarti berita-berita yang berurutan. Qashah al-Qur’an ialah
khabar-khabar dari al-Qur’an tentang keadaan-keadaan umat yang telah lalu dan
kenabian masa dahulu, peristiwa-peristiwa yang telah terjadi, sejarah
bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri serta menerangkan bekasan-bekasan dari
kaum-kaum purba itu (T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, 1993: 187). Imam ar-Raghib al-Ashfahani
mengatakan dalam kitab Mufradat-nya (al-Muradât fi Ghârib al-Qur’an) tentang
kata ini (qishash), “al-Qashah berarti mengikuti jejak”.Dikatakan, qashashtu
atsaruhu “saya mengikuti jejaknya”.
HIKAYAT - berasal dari bahasa Arab hikayah yang berarti
kisah, cerita, atau dongeng. Dalam sastra Melayu lama, hikayat diartikan
sebagai cerita rekaan berbentuk prosa panjang berbahasa Melayu, yang
menceritakan tentang kehebatan dan kepahlawanan orang ternama dengan segala
kesaktian, keanehan, dan karomah yang mereka miliki. Orang ternama tersebut
biasanya raja, puteraputeri raja, orang-orang suci, dan sebagainya. Hikayat
termasuk karya yang cukup populer di masyarakat Melayu dengan jumlah cerita
yang cukup banyak.
SIROH - Secara bahasa kata Sirah
berasal dari kata sara yasiru sayra, tas-yara, masara dan sara as sunnata
atau sara as sirah; salakaha wa ittaba’ah (yakni menempuh dan
mengikutinya). Ibnu Mandzur dalam kitab Lisanul Arab menyatakan arti as-sirah
menurut bahasa adalah kebiasaan, jalan, cara, dan tingkah laku. Menurut istilah
umum, artinya adalah perincian hidup seseorang atau sejarah hidup
seseorang.
“Sirah Nabawiyah”, secara istilah syar’i maksud dari as-sirah
an-nabawiyah adalah Ilmu yang kompeten yang mengumpulkan apa yang diterima dari
fakta-fakta sejarah kehidupan Rasulullah S.A.W. secara komprehensif dari
sifat-sifatnya, etika dan moral. Sirah Nabawiyah berisi perincian kisah hidup
Nabi SAW, yakni asal-muasal, suku dan nasab, dan keadaan masyarakatnya, sebelum
beliau dilahirkan. Kemudian berlanjut kepada kelahiran beliau, masa kecil,
remaja, dewasa, pernikahan, diangkat menjadi nabi, serta perjuangan-perjuangan
beliau dalam menegakkan Islam hingga beliau wafat. Alquran banyak menerangkan
kisah-kisah yang bertujuan untuk dijadikan teladan bagi manusia. Selain itu,
ada perintah untuk memperhatikan tarikh sebagai pelajaran. Seperti, dalam surah
Ar-Ruum ayat 9 :
أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ
كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً
وَأَثَارُوا الْأَرْضَ وَعَمَرُوهَا أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَاءَتْهُمْ
رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ ۖ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ
كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Artinya : Dan apakah mereka tidak
mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang
diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat
dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya
lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka
rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah
sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang
berlaku zalim kepada diri sendiri.
BAB
I
BERDIRINYA
DAULAH UMAYYAH DI TANAH ANDALUSIA
A. Bani Umayah di Andalusia
1. Berdirinya Daulah Umayyah II
Islam masuk di Andalusia -
Andalusia yang semula bernama Vandal pada abad ke-2 sampai ke-5 Masehi
merupakan wilayah kekuasaan Romawi, tapi kemudian ditaklukan oleh bangsa Vandal
pada awal abad ke-5 Masehi. Setelah itu datanglah bangsa Gothia ke Andalusia
memerangi bangsa Vandal dan menguasai Andalusia. Pada Awalnya bangsa Gothia ini
kuat sekali tapi kemudian banyak perpecahan dan menyebabkan kemunduran kerajaan
itu.
Kemudian setelah Witiza,
raja Gothia meninggal digantikan oleh Roderick. Kenaikan Roderick ini tidak
disukai oleh putra Witiza, dan untuk merebut kekuasaan mereka bekerja sama
dengan Graf Julian yang meminta bantuan pada Musa bin Nushair, gubernur
Muawiyah di Afrika. Musa kemudian minta ijin pada Khalifah walid bin Abdul
Malik yang berkedudukan di Damascus, dan segera dikirmlah pasukan sebanyak 500
orang dibawah pimpinan Tharif bin Malik untuk menyerbu Spanyol. Setelah
kemenangan pasukan ini, Musa mengirimkan pasukan gerak cepat di bawah komando
Thariq bin Ziyad, yang kemudian terkenal dengan selat Gibraltar atau Jabal
Thariq. Mendengar kemenangan Thariq, Musa akhirnya tertarik untuk melakukan
penyerangan terhadap Spanyol. Jika Thariq menaklukan kota bagian barat maka
Musa menaklukan bagian timur seperti Sevilla, Marida, dan Toledo. Dan setelah
keduanya bergabung mereka menaklukan Aragon, Castilia, Katalona, Saragosa dan
Barcelona hingga ke pegunungan Pyrenia. Hingga akhirnya Musa wafat di penjara
akibat korban sepucuk surat. Setelah jatuhnya wilayah Andalusia ke tangan
pemerintahan Daulah Umayyah, diperkirakan terdapat enam orang gubernur yang
bertugas mewakili pemerintahan Umayyah di Damaskus, mereka adalah:
a. Abdul Aziz bin Musa
bin Nushair, yang berkuasa selama 2 tahun (715-717 M). Pada masa ini dapat dikuasai
beberapa wilayah seperti Evora, Santarem, Cainbra, Malaga, dan Ellira.
b. Ayub bin Habib, pada
masa pemerintahannya Cordova dijadikan sebagai pusat pemerintahan.
c. Al-Harun bin
Abdurrahman al-Tsafiqi (716-719 M)
d. Saman bin Malik
Al-Chaulanyn (719-721 M)
e. Anbasah (723-726 M), pada masa pemerintahannya
ia berhasil menguasai wilayah Gallia, Setpimia dan terus ke lembah sungai
Rhone.
f.
Abdul Rahman al-Ghafiqi (730 M), pada masa ini ia
dapat menguasai Hertongdom dan Aquitania yang termasuk wilayah kekuasaan
Prancis.[2]
2. Sistem Pemerintahan Islam
Pada Masa Bani Umayyah di Andalusia
Pada masa kekuasaan Bani
Umayyah, Andalusia menjalankan pemerintahannya seperti bangsa-bangsa Romawi
yaitu bersifat sentralistik. Pemerintahan dan kekuasaan sepenuhnya berada di
tangan raja. Akibatnya terjadi perubahan
pada organisasi politik saat itu. Salah satunya adalah dalam sistem khalifah.
Kepala pemerintahan tidak lagi di pilih secara musyawarah melainkan di angkat
secara keturunan. Kekuasaan islam pada masa Bani Umayyah di Andalusia dapat di
bagi menjadi enam periode, yaitu:
a) Peride Pertama (711-755 M)
Kepemimpinan berada di bawah
pemerintahan para wali yang di angkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat
di Damaskus. Stabilitas politik belum sepenuhnya tercapai karena masih adanya
pergesekan antara sesama penguasa yang di picu oleh perbedaan etnis dan suku.
Hal ini menimbulkan terjadinya konflik dalam sistem politik saat itu sehingga
tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya dalam jangka waktu
lama.
b) Periode Kedua (755-912 M)
Kepemimpinan berada di bawah
pemerintahan seorang amir, tetapi tetap tunduk pada pusat pemerintahan .
Andalusia mulai memperoleh kemajuan, baik dalam politik maupun dalam bidang
peradaban. Hukum islam mulai di perbaharui dan di tegakkan. Namun
gangguan-gangguan tetap muncul, salah satunya datang dari umat islam sendiri.
Golongan orang yang merasa tidak puas dengan pemerintahan yang ada mulai
menjalankan aksi revolusi.
c) Periode Ketiga (912-1013 M)
Andalusia di perintah oleh
seorag khalifah. Khalifah besar yang pernah memerintah pada periode ini, yaitu:
1. ‘Abd al-Rahman III
Pada masa pemerintahannya
inilah Andalusia mencapai puncak kejayaannya. Abd al-Rahman III melakukan
pembaharuan dan inovasi dalam bidang administrasi. Beliau tercatat sebagai
orang yang telah membawa Spanyol muslim ke kedudukan yang lebih tinggi.
2. Hakam II (961-976 M)
Hakam merupakan anak dari
Abd Al-Rahmah III. Sepeninggal ayahnya, Hakim mengambil alih kursi kepemimpinan
Andalusia. Pada masa kepemimpinannya masih banyak terjadi pemberontakan dan
peperangan. Namun tidak mengurangi kemajuan yang di buat oleh Hakim III. Salah
satu kemajuannya adalah dengan memajukan bidang pendidikan, ekonomi dan
pembangunan.
3. Hisyam II
Hhisyam di angkat menjadi
khalifah ketika usianya masih belia yang kemudian menyebabkan ibunya Sulthonh
Subh dan seoarang bernama Muhammad Ibn Abi Amir mengambil alih kekuasaan.
d) Periode Keempat (1013-1086 M)
Andalusia terpecah menjadi
lebih dari 20 kerajaan kecil. Masa ini disebut
Muluk al- Thawaif (Raja Golongan) yang mendirikan kerajaan berdasarkan
etnis barbar. Meskipun terjadi ketidakstabilan, namun peradaban di Andalusia
tidak terpengaruh dan tetap mengalami kemajuan.
e) Periode Kelima (1086-1248 M)
Meskipun Andalusia terpecah
menjadi negara-negara kecil, tetapi terdapat dua kekuatan besar yaitu dinasti
Murabhitun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahiddun (1146-1235 M). Namun kedua
dinasti tersebut tidak berkuasa lama karena adanya gangguan dari kelompok
kristen. Hingga akhirnyaseluruh wilayah Andalusia kecuali Granada jatuh pada
kekuasaan Kristen.
f) Periode Keenam (1248-1492 M)
Islam hanya berkuasa di
wilayah Granada di bawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M). Namun pada akhir
abad ke 14 M, dinasti ini mulai mengalami kelemahan akibat perebutan kekuasaan.
Hal ini di manfaatkan oleh tentara kristen untuk menyerang Granada. Pada tahun
1492 terjadi serangan gabungan antara kerajaan Aragon dan kerajaan Castille
terhadap kota Granada selama berbulan-bulan hingga kota tersebut jatuh kepada
pihak penyerang pada tanggal 2 Januari 1492.
3. Masa Kejayaan Daulah
Umayyah di Amdalusia
Sejak pertama kali
menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir di
sana, banyak banyak bukti bukti peninggalan kejayaan pada masa kejayaan daulah umayyah dibidang pembangunan
maupun bidang ilmu pendidikan seperti halnya dibawah ini;
a. Perkembangan Kota dan Seni Bangun
Ketika Al-Dakhil berkuasa,
Cordova menjadi ibu kota Negara. Ia membangun kembali kota ini dan
memperindahnya, serta membangun benteng di sekeliling kota dan
istananya.Sepeninggal al-Dakhil, Cordova terus berkambang dan menjadi salah
satu kota terkemuka di dunia.Peninggalan al-Dakhl yang kini masih tegak berdiri
adalah Masjid Jami Cordova.
1) Pada masa Hisyam 1 dimana ia memugar
kembali jembatan tua yang dibangun oleh al-khaulani, di samping menanbah
bangunan-bangunan megah dan taman-taman yang indah. Pemugaran selanjutnya
dilakukan pada masa Al-Mustanshir dan Al-Manshur.
2) Pada masa Al-Mustanshir dan Al-Mu’ayyah
yang merupakan perkembangan paling pesat yang terjadi pada saat itu dimana
pusat kota yang dikelilingi oleh tembok dengan tujuh pintu gerbangnya, pada
waktu itu sudah berada di tengah, karena berkembangnya daerah pinggiran di
sekitarnya. Kebanggaan Cordova tidak lengkap tanpa:
a) Al-Qashr al-Kabir
b) Al-Rushafah
c) Masjid Jami’ Cordova
d) Jembatan Cordova
e) Al-Zahrar
f) Al-Zahirah
b. Perkembangan Bahasa dan Sastra
Arab
Bahasa Arab masuk ke
Andalusia bersamaan dengan masuknya Islam ke daratan itu.Syalibi yang mengutip
keterangan Nicholson menyatakan bahwa pada permulaan abad IX M bahasa arab
sudah menjadibahasa resmi di Andalusia. Sejalan dengan perkembanga bahaAsa
arab, berkembang pula kesusastraan Arab yang dalam arti sempit, disebut adab,
baik dalam bentuk puisi maupun prosa. Diantar jenis prosa adalah khithabnah,
tarrasul, maupun karta fiksi lainnya.Menurut Amer Ali”Orang –arang Arab
Andalusia adalah penyair-penyair alam.Mereka menemukan bermacam jenis puisi,
yang kemudian dicontoh oleh orang-orang Kristen di Eropa selatan. Diantara
sastrawan terkemuka Andalusia adalah:
1) Abu Amr Ahmad ibn Muhammmad ibn Abd Rabbih
Ia menekuni ilmu kedokteran
dan musik, tetapi kecenderungan lebih banyak kepada sastra dan sejarah.Ia
semasa dengan empat orang khalifah Umayyah yang bagi mereka telah ia gubah
syair-syair, sehingga ia memperoleh kedudukan terhormat di istana.
2). Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid. Baik prosa
maupun puisi, hanya beberapa potong saja yang ditemukan
3). Ibn Hazm orang penyair sufi yang banyak
mengubah puisi-puisi cinta. Isi-puisi yang dihimpun dalam antologi Permata
seorang dara, berisi gambaran aspek-aspek percintaan dari pengalamannya sendiri
dan pengalaman orang lain
4). Muluk al-thawaif dianggap penyair paling besar di Andalusia pada masa itu.
Seirama dengan perkembangan syair, berkembang pula music dan seni suara.Hasan
Ibn Nafi’ yang lebih dikenal dengan panggialn Ziryab mempunyai keahlian dalam
seni musik dan tarik suara, pengaruhnya masih membekas sampai sekarang, bahkan
dia dianggap peletk dasar dari musik Spantol modern.
c. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan
kesenian
Kegiatan intelektual pada
masa Bani Umayyah di Andalusia belum banyak bermunculan, karena akibat dari
situasi politik yang saat itu belum menentu. Maka dari itu perkembangan ilmu
saat itu hanya berkisar pada Al Qur’an, As Sunah, fiqh dan bahasa. Setelah
situasi politik mulai stabil dan kekuasaan Islam meluas, kerajaan Bani Umayyah
di Andalusia memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan di dunia. Pada masa ini Abdul Rahman III membangun perguruan tinggi
di Cordova. Dan kemudian Cordova dianggap sebagai pusat kejayaan ilmu
pengetahuan dan juga sebagai jembatan pengetahuan antara Islam dan Eropa. Tidak
hanya itu, kejayaan arsitektur Islam juga begitu berkembang, ini dapat
disaksikan dari arsitektur masjid Cordova. Kemudian, kegiatan intelektual baru
mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Al Hakam al-Mustanshir Billah (961-976 M). Pada masa
inilah masa kejayaan Islam di Andalusia.Kemajuan intelektual bisa dilihat dari
munculnya orang-orang ahli dalam berbagai bidang, diantaranya :
1. Filsafat
Tokohnya Abu Bakr Muhammad
Ibn Al-Sayigh dan Abu Bakr Ibn Thufail,
ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya
yang sangat terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan.
Ibn Rusyd yang juga dijuluki sebagai Aristoteles II.
2. Sains
Abbas Ibn Farnas tokoh dalam
ilmu kimia dan astronomi, Ibrahim bin
Naqqash dalam bidang astronomi dapat menentukan kapan terjadinya gerhana
matahari dan kapan lamanya, ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat
menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Abbas dari
Cordova ahli dalam bidang obat-obatan.
3. Fiqh
Tokohnya Ziad Ibn Abd Al-Rahman, Abu Bakar Ibn
Al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa’id Al-Baluti, dan Ibn Hazm.
4. Musik dan Kesenian
Tokohnya Al-Hasan Ibn Nafi
yang dijuluki Zaryab.
5. Bahasa dan Sastra
Pada saat itu karya-karya
sastra banyak bermunculan, seperti Al-Iqad Al-Farid karya Ibn Abd Rabbih ,
Al-Dzakhirah fi Mahasin Ahl Al-Jazirah oleh ibn Bassam, Kitab Al-Qalaid buah
karya Al-Fath Ibn Khaqan dan banyak lagi yang lain.
4. Kondisi Keagamaan pada
Masa Bani Umayyah di Andalusia
Pemeluk Islam hidup
berdampingan dengan kaum Kristen, ini disebabkan pemimpin pada waktu itu
memperbolehkan umat Kristen mendirikan gereja dan membuat peradilan bagi agamanya.
Konsep popular yang menyatakan bahwa tidak ada perbudakan dalam islam tidak
secara otomatis berlaku bagi buda yang menjadi muslim. Masyarakat keristen
mendapatkan keleluasan untuk menjalankan kepercayaannya dengan mengikuti hokum
kristianisasi dan hakim-hakim pribumi, yang batas wilayah hukumannya tentu saja
tidak melputi kasus-kasus yang melibatka umat islam. Karenanya secara umum
pendudukan muslim atas Spanyol tiidak menimbulkan penderitaan bagi kaum
pribumi.
Pada saat itu, ada
perkembangan baru yang cukup penting yaitu berhimpunnya orang islam dan Kristen
dalam satu gerakan, dengan basis gunung-gunung dan wilayah-wilayah pedalamn,
mereka berusaha mempertahankan buday tradisional dan pola kebangsaan lama,
tetapi gerakan itu tidak menyentuh daerah perkotaan. Sebagai kkaum non-muslim,
mereka membentuk sebuah kelas sosial
sendiri, yang oleh orang Arab disebut Muawaludin( di adopsi ) dan oleh Spanyol
di sebut Muladies. Sebagian dari meraka meski mengaku islam, sebenarnya adalah
orang Kristen tersembunyi. Tetapi merereka tahu betul hukuman tegas dan jelas
yang berkaitan dengan laku murtad dari islam, yaitu hukuman mati. Pada
abad-abad pertama dominasi muslim di spanyol, kebudayaan timur mengalir dari
tingkatan yang tinggi kedaratan Andalusia, karena sarjana-sarjana spanyol yang
berkelana mencari pengetahuan ke mesir, suriah, Irak, Persia dll.
5. Kemunduran Bani Umayyah di Andalusia
Kekholifahan Umayyah mulai
mengalami kemunduran setelah kematian pejabat berbakat, “Bismark Abad
Kesepuluh” yang mungkin merupakan jenderal dan negarawan terhebat di kawasan
Spanyol-Arab. Kekholifahan Umayyah musnah sepenuhnya pada 1031. Di atas
puing-puing reruhtuhannya, tunbu sejumlah kerajaan kecil yang satu sama lain
saling menikam, dan semuanya akhirnya mati, menyerah pada kekuasaan orang
Kristen pribumi yang terus berkembang, terutama di kawasan utara. Dengan
jatuhnya Granada pada tahun 1492, sisa terakhir kekuasaan muslim lenyap
selamanya dari semenanjung ini. Beberapa penyebab kemunduran dan kehancuran
umat islam di Spanyol diantaranya konflik islam dengan Kristen, idak adnya
ideology pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan
kekuasaan dan keterpencilan.
Bani Umayah di Damaskus
1. Sejarah Berdirinya
Dinasti Umayyah Timur ( Damaskus ).
Sebagaimana telah disinggung
pada bagian diatas, berdirinya Dinasti Umayyah ini adalah tekad Muawwiyah untuk
menjadi khalifah, jauh setelah terbunuhnya Usman bin Affan namun terkendala
oleh Ali sebagai khalifah keempat karena beliau masih ada. Namun wafatnya Ali
adalah satu jembatan emas bagi Muawwiyah guna mewujudkan tekadnya. Semula ada
upaya Hasan bin Ali untuk menuntut balas kematian ayahnya dan ditambah usulan
dari kelompok masyarakat agar Hasan bin Ali menggantikan posisi ayahnya, akan
tetapi Hasan menyangsikan kemampuan diri dan kekuatan yang dimilikinya sehingga
akhirnya ia bersedia mengakui Muawiyyah sebagai khalifah dengan syarat :
Muawiyyah tidak menaruh dendam terhadap penduduk Irak dan bersedia menjamin
keamanan serta memaafkan kesalahan mereka, pajak tanah negeri Ahwaz
diperuntukkan kepada Hasan dan diberikan tiap tahun, dan pemberian untuk Bani
Hasyim harus lebih banyak dari pada Bani Abdi Syam. Keputusan-keputusan
perjanjian perdamaian (tahkim) itu di setujui oleh Muawiyyah sehingga pada
tahun 41H Muawiyyah memasuki kota Kuffah guna mengucapkan sumpah jabatan di
hadapan dua putra Ali, yaitu Hasan dan Husein yang disaksikan oleh rakyat
banyak. Dinasti ini ibukota pemerintahannya berada di Damaskus, yang sejak
khalifah Usman, Muawiyyah mencurahkan segala tenaganya untuk memperkuat dirinya
dan menyiapkan daerah Syiria sebagai pusat kekuasannya di kemuadian hari.
Selama 91 tahun, dinasti ini diperintah beberapa orang khalifah, mereka itu
adalah :
1. Muawiyyah bin Abu Sofyan
661 s/d 680
2. Yazid bin Muawiyyah 680
s/d 683
3. Muawiyyah bin Yazid 683
s/d 684
4. Marwan bin Hakam 684 s/d
685
5. Abdul Malik bin Marwan
685 s/d 705
6. Walid I bin Abdul Malik
705 s/d 715
7. Sulaiman bin Abdul Malik
715 s/d 717
8. Umar bin Abdul Aziz 717
s/d 720
9. Yazid bin Abdul Malik 720
s/d 724
10. Hisyam bin Abdul Malik
724 s/d 743
11. Walid II bin Yazid II
743 s/d 744
12. Yazid III 744
12. Ibrahim bin Walid II 744
13. Marwan II bin Muhammad
II 744 s/d 750
Diantara sekian banyak
khalifah Dinasti Umayyah tersebut hanya beberapa khalifah yang menduduki
jabatan dalam waktu yang cukup panjang yaitu: Muawiyyah bin Abu Sofyan, Abdul
Malik bin Marwan, Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz dan Hasyim bin
Abdul Malik
Terbentuknya Dinasti Umayah
Timur ini adalah berkat jasa Muawiyyah bin Abu Sofyan, sosok seorang politikus,
tokoh militer, sahabat Nabi yang sempat dipercaya untuk menuliskan wahyu, dan
pada pemerintahan khalifah Umar bin Khattab, dia dipercaya sebagai gubernur
Syiria hampir selama 20 tahun dan pada khalifah Usman bin Affan diangkat juga
sebagai Amir al Bahr (prince of the sea) yang menguasai daerah Syiria sampai ke
Laut Tengah.[6] Track record ini sangat mendukung Muawiyyah mendapatkan
hegemoni politik dari masyarakat Syiria untuk merancang dan meletakkan sendi
dasar sebuah Dinasti Umayyah yang berbasis masyarakat rasional, sehingga solid
dalam pembangunan politiknya dimasa depan.
Soliditas yang dibangun
Muawiyyah untuk sebuah Dinasti ditopang oleh beberapa faktor yaitu: Pertama
dukungan yang kuat dari masyarakat Syiria dan Bani Umayyah, disatu sisi
masyarakat Syiria sudah terbentuk jiwa militansi dan sebagai tentara yang
tangguh di bawah kepemimpinan Muawiyyah, dan Bani Umayah terkenal dengan
kelompok bermodal, berkedudukan dan disegani masyarakat Arab di sisi yang lain,
sehingga kedua variabel tersebut mendukung Muawiyyah untuk mendapatkan
stimulasi dan insentif sebagai kekuatan yang memiliki akar kuat dalam bidang
politik dan ekonomi di Syiria. Kedua sebagai seorang administrator, Muawiyyah
dengan kebijakan politiknya dapat dengan mudah menempatkan pembantunya pada
jabatan yang strategis, diantara mereka adalah: ‘Amar bin ‘Ash, Mughirah bin
Syu’bah dan Ziyad bin Abihi. Ketiga tokoh ini mempunyai kemampuan dan reputasi
politik yang dikagumi masyarakat Arab. Ketiga Muawiyyah memiliki kemampuan
sebagai negarawan sejati. Dari faktor itulah Dinasti Umayyah Timur kemudian
menjadi Dinasti yang besar dan berpengaruh terutama di Jazirah Arab Khususnya
dan dunia umumnya.
2. Sistem Pemerintahan
Umayyah di Damaskus
Sepeninggalnya Khalifah Ali,
maka bentuk pemerintahan kekhalifahan telah berakhir, dan di lanjutkan
dengan bentuk pemerintahan kerajaan (Dinasti), yakni kerajaan Bani Umayyah (dinasti Umayyah). daulah Bani
Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan. Muawiyah dapat menduduki kursi
kekuasaan dengan berbagai cara, siasat, politik dan tipu muslihat yang licik,
bukan atas pilihan kaum muslimin sebagaimana dilakukan oleh para Khalifah
sebelumnya. dengan demikian, berdirinya Daulah Bani Umayyah bukan berdasar
pada musyawarah atau demokrasi. Jabatan raja menjadi
turun-temurun, dan Daulah Islam berubah sifatnya menjadi Daulah yang
bersifat kerajaan (monarkhi).
- Muawiyah tidak mentaati
isi perjanjian yang telah dilakukannya dengan Hasan ibn Ali ketika ia naik tahta, yang menyebutkan bahwa persoalan pergantian
pemimpin setelah Muawiyah akan
diserahkan kepada pemilihan ummat
Islam. Hal ini
terjadi ketika
Muawiyah mewajibkan seluruh
rakyatnya untuk menyatakan setia
terhadap anaknya, Yazid.
Sejak saat itu suksesi kepemimpinan secara turun-temurun dimulai.
- Dinasti Umayyah
berkuasa hampir satu
abad, tepatnya selama
90 tahun, dengan
empat belas Khalifah. Banyak
kemajuan, perkembangan dan
perluasan daerah yang dicapai, lebih-lebih pada
masa pemerintahan Walid
bin Abdul Malik. Dimulai oleh kepemimpinan
Muawiyyah bin Abi Sufyan dan
diakhiri oleh kepemimpinan Marwan bin Muhammad.
3. Kemajuan Yang Dicapai
Terbentuknya Dinasti Umayyah
Timur merupakan gambaran awal bahwa umat Islam ketika itu telah kembali
mendapatkan identitasnya sebagai negara yang berdaulat, juga merupakan fase
ketiga kekuasaan Islam yang berlangsung selama lebih kurang satu abad (661 –
750 M).
Pada masa itu perkembangan kebudayaan mengalami kemajuan
dan juga bidang seni, terutama seni bahasa, seni suara, seni rupa, dan seni
bangunan (Arsitektur).
a. Seni Bahasa
Kemajuan seni bahasa sangat
erat kaitannya dengan perkembangan bahasa. Sedangkan kemajuan bahasa mengikuti kemajuan
bangsa. Pada masa Daulah Bani Umayyah kaum muslimin sudah mencapai kemajuan
dalam berbagai bidang, yaitu bidang politik, ekonomi, sosial, dan ilmu
pengetahuan. Dengan sendirinya kosakata bahasa menjadi bertambah dengan
kata-kata dan istilah –istilah baru yang tidak terdapat pada zaman sebelumnya.
Kota Basrah dan Kufah pada
zaman itu merupakan pusat perkembangan ilmu dan sastra (adab). Di kedua kota
itu orang-orang Arab muslim bertukar pikiran dalam diskusi-diskusi ilmiah
dengan orang-orang dari bangsa yang telah mengalami kemajuan terlebih dahulu.
Di kota itu pula banyak kaum muslimin yang aktif menyusun dan menuangkan karya
mereka dalam berbagai bidang ilmu. Maka dengan demikian berkembanglah ilmu tata
bahasa (Ilmu Nahwu dan sharaf) dan Ilmu Balaghah, serta banyak pula lahir-lahir
penyair-penyair terkenal.
b. Seni Rupa
Seni rupa yang berkembang
pada zaman Daulah Bani Umayyah hanyalah seni ukir, seni pahat, sama halnya
dengan zaman permulaan, seni ukir yang berkembang pesat pada zaman itu ialah
penggunaan khat arab (kaligrafi) sebagai motif ukiran.
Yang terkenal dan maju ialah
seni ukir di dinding tembok. Banyak Al-Qur’an, Hadits Nabi dan rangkuman syair
yang di pahat dan diukir pada tembok dinding bangunan masjid, istana dan
gedung-gedung.
c. Seni Suara
Perkembangan seni suara pada
zaman pemerintahan Daulat Bani Umayyah yang terpenting ialah Qira’atul Qur’an,
Qasidah, Musik dan lagu-lagu lainnya yang bertema cinta kasih.
d. Seni Bangunan
(Arsitektur)
Seni bangunan atau
Arsitektur pada masa pemerintahan Daulah Bani Umayyah pada umumnya masih
berpusat pada seni bangunan sipil, seperti bangunan kota Damaskus, kota
Kairuwan, kota Al- Zahra. Adapun seni bangunan agama antara lain bangunan
Masjid Damaskus dan Masjid Kairuwan, begitu juga seni bangunan yang terdapat
pada benteng- benteng pertahanan masa itu.
Adapun kemajuan dalam bidang
ilmu pengetahuan, berkembangnya dilakukan dengan jalan memberikan dorongan atau
motivasi dari para khalifah. Para khalifah selaku memberikan hadiah-hadiah
cukup besar bagi para ulama, ilmuwan serta para seniman yang berprestasi dalam
bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
di sediakan anggaran oleh negara, itulah sebabnya ilmu pengetahuan berkembang
dengan pesatnya.
Pusat penyebaran ilmu
pengetahuan pada masa itu terdapat di masjid-masjid. Di masjid-masjid itulah
terdapat kelompok belajar dengan masing-masing gurunya yang mengajar ilmu
pengetahuan agama dan umum ilmu pengetahuan agama yang berkembang pada saat itu
antara lain ialah, ilmu Qira’at, Tafsir, Hadits Fiqih, Nahwu, Balaqhah dan
lain-lain. Ilmu tafsir pada masa itu belum mengalami perkembangan pesat
sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Tafsir
berkembang dari lisan ke lisan sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang
pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas, salah seorang sahabat Nabi yang
sekaligus juga paman Nabi yang terkenal.
Untuk perkembangan ilmu
Hadits sendiri terjadi setelah ditemukan banyak penyimpangan dan penyelewengan
dalam meriwayatkan hadits atau setelah diketahui banyaknya hadits-hadits palsu
yang dibuat oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik.
Karena itulah dirasakan
adanya keperluan untuk menyusun buku hadits. Di antara para ahli Hadits
(Muhaddits) yang terkenal masa itu ialah Muhammad bin Syihab A-Zuhri, beliau
pula yang mula-mula menyusun ilmu hadits dan mula-mula membukukan perkataan,
perbuatan, ketepatan ataupun sifat-sifat Nabi SAW yang disebut dengan hadits
itu.
4. Kemunduran dan Kehancuran
Dinasti Umayyah Timur
Dinasti yang didirikan oleh
Muawiyyah bin Abu Sofyan ini, dari beberapa khalifah yang memegang kekuasaan,
hanya beberapa orang saja yang dianggap berhasil dalam menjalankan roda
pemerintahannya antara lain : Muawiyyah bin Abu Sofyan, Abdul Malik bin Marwan,
al Walid bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz dan Hisyam bin Abdul Malik,
selain mereka itu merupakan khalifah yang lemah. Dinasti ini mencapai puncaknya
pada masa al Walid I bin Abdul Malik dan kemudian akhirnya menurun dan
kekuasaan mereka direbut oleh Bani Abbasiyah pada tahun 750 M.
Diantara faktor penyebab
keruntuhan Dinasti Umayyah ini, menurut Hasan Ibrahim Hasan adalah :
a. Pengangkatan Dua Putera
Mahkota
Perubahan sistem kekuasaan,
dari sistem demokrasi kepada monarchi yang dirintis Muawiyyah bin Abu Sofyan ,
berakibat pada tumbuhnya bibit permusuhan dan persaingan diantara sesama
anggota keluarga dinasti dan ditambah dengan langkah pengangkatan dua putera
mahkota yang diberi mandat agar putera mahkota yang kedua sebagai pelanjut
sesudah yang pertama, hal itu dilakukan khalifah Marwan bin al Hakim dengan
mengangkat Abdul Malik bin Marwan dan Abdul Aziz, berikutnya adalah Abdul Malik
mengikuti jejak mendiang ayahnya dengan mengangkat puteranya, yatu al Walid dan
Sulaiman. Langkah ini tidak hanya menjadi permusuhan dan persaingan diantara
sesama anggota keluarga tetapi juga merembet masuk di lingkungan para panglima
dan pejabat.
b. Munculnya Fanatisme Suku
Setelah Yazid bin Muawiyyah
meninggal, fanatisme suku menyebar di tengah-tengah kabilah Arab namun belum
sampai membahayakan kekuatan Bani Umayyah dari rongrongan kekuatan lain yang
menginginkan kehancurannya sebagai pemegang supremasi politik umat Islam.
Kondisi tersebut masih dapat
dikendalikan terlebih dengan tampilnya Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah ,
ia seorang yang saleh dan adil. Dalam masa pemerintahannya diisi dengan
memperbaiki kerusakan yang dilakukan oleh para khalifah Bani Umayyah
sebelumnya, sehingga legalitas kepemimpinannya diakui dan diterima oleh semua
pihak yang tidak mengakui pemerintahan Bani Umayyah.Ia terbebas dari fanatisme
suku, karena ia tidak mengangkat seorang menjadi gubernur melainkan berdasarkan
kecakapan dan keadilan yang dimiliki oleh yang bersangkutan.
Namun ketika Umar bin Abdul
Aziz wafat, dan kekhalifahan dipegang Yazid bin Abdul Malik, saat itu fitnah
dan perselisihan diantara bangsa Arab utara (Arab Mudhar) /suku Qais dengan
Arab selatan (Arab Yaman) /bani Kalb memanas, yang kemudian terjadi perang Murj
Rahith,[33] yang mengkibatkan terbunuhnya al Mulahhab bin Abu Shufrah dari Arab
Yaman, ia seorang yang telah mengabdi seluruh hidup dan potensinya pada Bani
Umayyah, yaitu pembelaannya dalam perang al Azariqah menghadapi kaum khawarij,
berjuang memerangi penduduk Khurasan dan al Khazar serta orang-orang Turki.
Sepeninggal al Mulahhab, tampillah puteranya yang menjadi perhatian dan
tumpuhan pihak Arab Yamani untuk merongrong kedaulatan Dinasti Umayyah Timur.
Namun demikian Bani Umayyah sekali waktu berpihak kepada Arab Qais dan dilain
waktu kepada Arab Yaman.
Fanatisme suku dapat dilihat
ketika Yazid bin Abdul Malik mengangkat saudaranya yaitu Maslamah sebagai
gubernur wilayah timur setelah mereka berjasa menumbangkan pemberontakan putera
al Mulahhab, dan juga mengangkat Umar bin Hubairah yang berasal dari suku Qais.
Ketika Yazid wafat dan
saudaranya yaitu Hisyam naik tahta maka khalifah baru menilai bahwa posisi
orang-orang Qais dalam pemerintahan sudah terlalu kuat, dan hal ini, menurut
Hisyam adalah membahayakan kelangsungan pemerintahan Bani Umayyah, kemudian ia
mengambil tindakan dengan cara mengenyahkan orang-orang Qais dari kekuasaan dan
balik berpihak kepada unsur Yamani, ini dimaksudkan agar kedua unsur tersebut
berimbang.[34]Untuk itu ia mengangkat Khalid bin Abdullah al Qasari sebagai
gubernur Irak, dan juga mengangkat saudara Khalid yaitu Asad sebagai gubernur
Khurasan. Dengan demikian kekuatan unsur Yamani kembali berperan dan kekuatan
unsur Qaisi melemah, kemudian orang-orang dari unsur Yamani berkesempatan
menumpahkan balas dendam mereka kepada orang-orang dari unsur Qaisi.
Demikianlah fanatisme suku
yang telah mencabik-cabik Dinasti Umayyah, sehingga negara menjadi ajang bagi
tumbuhnya beragam fitnah dan kerusuhan dan kemudian keruntuhan dinasti ini
terjadi.
c. Terlena Dalam Kemewahan
Pola hidup sebagian khalifah
Dinasti Umayyah yang sangat mewah dan senang berfoya-foya sebagai warisan pola
hidup para penguasa Bizantium adalah faktor lain yang telah menanam andil besar
bagi keruntuhan dinasti ini. Yazid bin Muawiyyah adalah seorang khalifah dari
Dinasti Umayyah sangat terkenal sebagai pengagum berat wanita, memelihara para
penyanyi wanita, memelihara burung buas, singa padang pasir dan seorang pecandu
minuman keras.
Prilaku Yazid bin Abdul
Malik juga tidak lebih baik dari Yazid bin Muawiyyah, ia adalah pemuja wanita
dan penggemar pesta pora. Begitu pula dengan puteranya yaitu al Walid, ia
seorang khalifah yang sangat senang dengan kehidupan serba mewah dan terlena
dengan romantika asmara.
d. Fanatik Arab
Dinasti Umayyah adalah murni
daulat Arab, sehingga ia sangat fanatik kepada bangsa Arab dan kearabannya.
Mereka memandang orang non Arab (mawali) dengan pandangan sebelah mata,
sehingga menimbulkan fitnah diantara sesama kum Muslimin, disamping itu pula
telah membangkitkan nasionalisme di dalam Islam.Bibit daripada geraka tersebut
adalah anggapan bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang paling utama dan mulia dan
bahasa Arab adalah bahasa yang paling tingga dibanding dengan yang lain.
Tindakan diskriminatif
tersebut telah membangkitkan kebencian kaum mawali kepada Bani Umayyah,
akhirnya sebagai kaum tertindas mereka selalu mencari waktu yang tepat untuk
melampiaskan kebenciannya. Mereka menggabungkan diri dengan al Mukhtar dan kaum
khawarij untuk bersekutu dan ditambah dengan propagandis kaum abassi untuk
memberontak dan menggulingkan Dinasti Umayyah.
Sekutu tersebut melakukan
gerakan oposisi terhadap Dinasti Umayyah dengan pimpinan Muhammad bin Ali dan
kemudian dilanjutkan kedua puteranya yaitu ibrahim dan Abu Abbas yang didukung
oleh masyarakat pendukung Ali di Khurasan. Di bawah pimpinan panglimanya yang
tangkas, yaitu Abu Muslim al Khurasani, gerakan ini dapat menguasai wilayah
demi wilayah kekuasaan Dinasti Umayyah dan bahkan dalam pertempuran di Zab Hulu
sebelah timur Mosul, Marwan II, khalifah terakhir Dinasti Umayah dapat
dikalahkan, Marwan II di bunuh di Mesir pada bulan Agustus 750 M dan
berakhirlah kekuasaan Dinasti Umayyah di Damaskus.
KESIMPULAN
Bani Umayyah
merupakan penguasa Islam yang telah merubah sistem pemerintahan yang demokratis
menjadi monarchi (sistem
pemerintahan yang berbentuk
kerajaan). Kekuasaan Bani Umayyah
berlangsung selama 90
tahun (680-750 M).
Dinasti ini dipimpin oleh 14 Khalifah, dengan urutan raja sebagai
berikut yaitu: Muawiyah, Yazid ibn Muawiyah, Muawiyah ibn Yazid, Marwan ibn
Hakam, Abdul Malik ibn Marwan, Walid ibn Abdul
Malik, Sulaiman ibn Abdul
Malik, Umar ibn Abdul Aziz,
Yazid ibn Abdul Malik, Hisyam ibn Abdul Malik, Walid ibn
Yazid, Yazid ibn Walid (Yazid III), Ibrahim ibn Malik dan Marwan ibn Muhammad.
Kemajuan Yang
Dicapai
• Seni Bahasa
• Seni Rupa
• Seni Suara
• Seni Bangunan (Arsitektur)
Penyebab keruntuhan
Dinasti Umayyah menurut Hasan Ibrahim Hasan
• Pengangkatan Dua Putera Mahkota
• Munculnya Fanatisme Suku
• Terlena Dalam Kemewahan
• Fanatik Arab
DAFTAR PUSTAKA
- Buku Paket Siroh Nabawiyah Kelas 12 versi LP2M - Lembaga Pengembangan Pondok Muhammadiah. Enik Maftukhah, Cetakan 01 Juni 2020. Penerbit : Surya Mediatama.
- Dayat.2013.”Memahami
Kemajuan Dan Kemunduran Bani Umayah”. Http://Hidayat-Al-Ihsan.Blogspot.Com
(Diakses Pada 27 Oktober 2014)
- Nurika.2013.“ Islam
Pada Masa Bani Umayyah Di Damaskus “Http://Nurikasuccess94.Wordpress.Com
(Diakses Pada 27 Oktober 2014)
- Sukirman.2014.“Daulah
Bani Umayyah Damaskus“Http://Radensukirman.Blogspot.Com (Diakses Pada 27
Oktober 2014)
- Anggun.2013.”
Perkembangan Pada Masa Bani”.
Umayyahhttps://Www.Academia.Edu/6238171/Perkembangan_Pada_Masa_Bani_Umayyah
(Diakses Pada 27 Oktober 2014)
TUGAS : UJI KOMPETENSI
Adapun yang menjadi tugas
untuk para siswa/ santri adalah sebagai berikut : Jawablah
dengan singkat dan jelas beberapa pertanyaan berikut ini …..
Bagian A
1)
Apa pebedaan antara : siroh, tarikh, qishoh, dan
hikayat ? coba jelaskan singkat…!
2)
Bagamanakah sejarah Berdirinya Daulah Umayyah
II?
3)
Seperti apakah Sistem Pemerintahan Islam Pada
Masa Bani Umayyah di Andalusia?
4)
Seperi apakah gambaran Masa Kejayaan Daulah
Umayyah di Andalusia?
5)
Bagaimanakah Kondisi Keagamaan pada Masa Bani
Umayyah di Andalusia?
Bagian B
a)
Karena apakah Kemunduran Bani Umayyah di
Andalusia?
b)
Bagaimanakah Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah
Timur ( Damaskus ).
c)
Seperti Apakah Sistem Pemerintahan Umayyah di
Damaskus?
d)
Bagaimanakah gambaran Kemajuan Yang Dicapai
Pemerintahan Umayyah di Damaskus?
e)
Disebabkan apakah Kemunduran dan Kehancuran
Dinasti Umayyah Timur?
TERIMAKASIH,
USTADZ TUNGGU JAWABANMU. INGAT JAWABAN DARI TUGAS
INI SEBAGAI BUKTI ABSENSI KEHADIRAN DAN KEAKTIFANMU.
=========================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar