TAKHOLLI - TAHALLI - TAJALLI (3T)
Dalam upaya penyempurnaan taqwa kepada Sang Ilaahi.
*TAQWA yaitu...*
Syaikh Hafidz Hasan Mas'udiy (Dzurriyah Imam Ibnu Mas'ud R.A) dalam kitab Taisirul Kholaq mendefinisikan taqwa sbb :
التَّقْوَى هِىَ إِمْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيهِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً
Taqwa adalah melakukan perintah-perintah Allah yang Maha Tinggi dan Maha Besar “serta” menjauhi larangan-larangaNya secara tersembunyi dan terang-terangan.
Semnetara Syaikh Prof. Dr. Hasan Hanafi Al-Mishry (Pengajar Filsafat Al-Azhar) mengatakan :
التَّقْوَى هِىَ إِمْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لِإِجْتِنَابُ نَوَاهِيهِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً
Taqwa adalah melakukan perintah-perintah Allah yang Maha Tinggi, dan Maha Besar dalam upaya “untuk” menjauhi larangan-larangaNya secara tersembunyi dan terang-terangan.
َلَا تَتِمُّ إِلَّا بِالتَّخَلِّى عَنْ كُلِّ رَذِيلَةٍ، وَالتَحَلِّى بِكُلِّ فَضِيلَةٍ (زيادة : و التجلّىِ في جميع الاحوالِ في كل وقتٍ واحيانٍ)
Maka Takwa tidak sempurna kecuali dengan :
(1) Takholli, yaitu menjauhi semua keburukan, dan
(2) Tahalli, yakni berhias dengan setiap keutamaan,
(3) Tambahan : Tajalli, selalu mengagungkan Sang Kholiq (Imam Ghazali – dalam Almunqit Minad Dholal & Ihya').
فَهِيَ ( التَّقْوَى) الطَّرِيقُ الَّذِي مَنْ سَلَكَهُ اهْتَدَى وَالعُرْوَةُ الوُثْقَى الَّتِي مَنْ اسْتَمْسَكَ بِهَا نَجَا
Maka Taqwa adalah jalan, yang siapa yang menapakinya maka ia akan mendapat petunjuk dan tali yang kuat, yang siapa yang memegangnya akan selamat.
Firman Allah SWT dalam Surat Thaha
وَاِنِّيْ لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى
Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap istiqomah dalam petunjuk.
Mari kita mengenal konsep 3T untuk penyempurnaan ketaqwaan kita.
*Pertama, TAKHOLLI*
Secara sederhana, takhalli bermakna pengosongan. Dalam ilmu tasawuf, takhalli bermakna pengosongan hati dan pikiran dari hal-hal yang bisa mengotori. Misalnya berupa penyakit hati atau gangguan pikiran yang masih berkecamuk sebelum memulai melakukan ibadah.
Karena hati yang masih diselimuti kekotoran, tidak bisa diisi dengan sifat-sifat mahmudah. Kita ambil contoh dalam beribadah, misalnya.
Saat melakukan salat, Jika hati atau pikiran kita masih terpaut dengan hal-hal keduniaan atau dengan pekerjaan-pekerjaan yang masih belum tuntas, saat itulah hati kita tidak bisa diisi dengan kekhusyuan dan memahami setiap bacaan atau amaliah salat yang kita lakukan.
Saat melafalkan dzikir La Ilaha Illallah, Jika hati kita masih belum dikosongkan dari Jika hati dan fikiran kita masih belum dikosongkan dari Gejolak dan kecamuk hal-hal dunia, maka La Ilaha Illallah yang diucapkan hanya terjadi hanya terucap di lisan tidak tertancap dalam hati.
Contoh yg lain : meminimalisir, menahan diri untuk tidak ke tempat2 yg banyak mengandung mudhorot, seperti di pasar, Cafe, mall, tempat hiburan, keramaian duniawi. Itu juga merupakan langkah awal untuk ber-takholli.
*Kedua, TAHALLI*
Secara bahasa, tahalli berarti pengisian. Dalam ilmu tasawuf, tahalli bermakna pengisian hati dengan sifat-sifat mahmudah atau dengan kalimat-kalimat zikir setelah sebelumnya hati dilakukan pengosongan atau pembersihan dari sifat sifat madzmumah.
Maka orang yang berdzikir La Ilaha Illallah dalam rangka mengisi atau memberikan nutrisi pada hati akan lebih mudah khsyuk dalam proses tahalli ini jika proses sebelumnya yakni takhalli telah dilakukan. Orang yang pernah melakukan dosa, setelah itu ia bertaubat. Maka jalan yang ia tempuh berikutnya adalah jalan ini, yakni tahalli berupa melakukan amal-amal sholeh.
Memanfaatkan waktu luang/ senggang untuk diisi dengan berbagai macam bentuk ibadah, sholat sunnah, tadarrus, dzikir, muthola'ah kitab dll merupakan langkah permulaan untuk melatih laku jalan tahalli.
*Ketiga, TAJALLI*
Setelah takhalli dan tahalli dilalui, maka sampailah pada tajalli atau mengkoneksikan diri dengan Allah, Allah yang diprioritaskan, Allah yang selalu di sebut dan diagungkan. Di sinilah, manusia bisa mencapai derajat insan kamil saat ia benar meraakan nikmat dari suluknya.
ingat Firman Allah SWT dalam Surat Thaha tadi
وَاِنِّيْ لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى
Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat (takholli), beriman dan berbuat kebajikan (tahalli), kemudian tetap istiqomah dalam petunjuk (tajalli).
# Betaubat dari kesyirikan maupun hal yang mengotori hati lainnya adalah pengamalan dari takhalli.
# Beriman dan beramal shaleh adalah salah satu manifestasi dari tahalli.
# Dan tetap istiqamah dalam petunjuk Allah SWT, mengagungkan Allah SWT dalam berbagai situasi kondisi maupun keadaan merupakan wujud dari tajalli.
>>> Karenanya, orang yang seperti ini layak untuk mendapatkan ampunan dan ridha Allah. Saat itulah, seorang manusia yang lemah dan hina menjadi memiliki pribadi yang ketaqwaannya bisa dibilang sempurna dan mulia.
*Wallahu a’lam bisshawab.*
_________________________
Ingsun Sholihin
Yogyakarta, 25 Ramadhan 1444H/ 16 April 2023 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar