Selasa, 23 Juli 2024

IBADAH HAJI

 



MERENGKUH DAN MENJAGA  IBADAH HAJI MABRUR 






▫️ Haji mabrur menjadi dambaan setiap umat Islam selepas menunaikan ibadah haji di Makkah. Haji yang mabrur berarti haji yang baik atau mendatangkan kebaikan kepada pemiliknya.

Menurut para ulama, haji mabrur ini adalah haji yang tidak dicampuri atau dinodai dengan dosa-dosa. Ini mengandung makna bahwa kebaikan haji akan diperoleh jemaah yang telah membentengi dirinya dari dosa-dosa besar maupun kecil.

Ibadah haji merupakan salah satu dari 3 amalan afdhal,  terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA.

سُئِلَ رَسُولُ الله : أَيُّ الْأَعْمَالَ أَفْضَلُ؟ قَالَ إِيْمَانَ باللهِ وَبِرَسُولِهِ، قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: جَهَادٌ فِي سَبِيلِ اللهِ، قِيلَ: ثُمَّ مَاذَا؟ قَالَ: حَجٌ مَبْرُورٌ

Artinya: "Rasulullah SAW pernah ditanya, 'Amal apa yang paling afdhal?' Beliau menjawab, 'Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.' Beliau ditanya lagi, 'Setelah itu amal apa?' Beliau menjawab, 'Jihad di jalan Allah.' Beliau ditanya lagi. 'Selanjutnya apa?' Beliau menjawab, 'Haji yang mabrur'." (HR Bukhari Muslim)


▫️Arti Haji Mabrur

Secara agama, haji adalah rukun Islam kelima yang dilakukan di Makkah dengan melaksanakan rukun-rukunnya dan dikerjakan hanya pada bulan Dzulhijjah.Enam rukun haji itu diantaranya adalah niat, ihram, tawaf, sai, wukuf di Arafah dan tahalul.

Kemudian, dalaM buku Catatan Ramadhan oleh Kholid A. Harras, disebutkan bahwa kata "mabrur" berasal dari kata "barra-yaburru-barran" atau "al-barra," yang berarti berbuat baik atau patuh. Kata "al-birrun" berarti kebaikan (ketaatan dan kesalehan) dan juga berarti maqbul atau diterima.

Sehingga terdapat dua pengertian haji mabrur. Pertama, haji mabrur adalah haji yang manasik atau pelaksanaannya sesuai dengan ajaran dan tuntunan dari Rasulullah SAW.

Kedua, haji mabrur berarti maqbul atau diterima. Artinya, ibadah haji yang dijalankan seseorang sesuai dengan tuntunan dan contoh Rasulullah SAW serta diterima oleh Allah sWT.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, Imam Nawawi memberikan definisi haji mabrur adalah haji yang buah atau hasilnya tampak jelas pada setiap pelakunya. Buah haji itu tidak lain adalah menguatnya iman dan meningkatnya ibadah, dengan demikian maka keadaan jemaah setelah menunaikan ibadah haji harusnya jauh lebih baik dari sebelumnya.

Syariah Tiga Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah Kam, 24 Agustus 2017 | 23:03 WIB Ilustrasi ibadah haji. Haji mabrur menurut bahasa adalah haji yang baik atau yang diterima oleh Allah SWT. Sedangkan menurut istilah syar’i, haji mabrur ialah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dengan memperhatikan berbagai syarat, rukun, dan wajib, serta menghindari hal-hal yang dilarang (muharramat) dengan penuh konsentrasi dan penghayatan semata-mata atas dorongan iman dan mengharap ridha Allah SWT. Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW memberikan penjelasan terkait pahala atau balasan bagi jamaah haji yang mendapatkan predikat mabrur.  

 الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ 

Artinya, “Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga,” (HR Bukhari).

Predikat mabrur memang hak prerogatif Allah SWT untuk disematkan kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Tetapi seseorang yang dapat meraih haji mabrur pasti memiliki ciri-ciri tersendiri. Rasulullah SAW juga pernah memberikan kisi-kisi tanda atau ciri-ciri bagi setiap orang yang mendapatkan predikat mabrur hajinya. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya.  

قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ؟ قال: "إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ 

Artinya, “Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?’ Rasulullah menjawab, ‘Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian.’” Walaupun hadits ini divonis munkar syibhul maudhu’ oleh Abu Hatim dalam kitab Ilal ibn Hatim, tetapi ada riwayat lain yang marfu’ dan memiliki banyak syawahid. Bahkan divonis Shahihul Isnad oleh Al-Hakim dalam kitab Mustadrak-nya, walaupun Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. Sebagaimana dikutip Imam Badrudin Al-Aini dalam Umdatul Qari-nya.

سئل النبي ما بر الحج قال إطعام الطعام وطيب الكلام وقال صحيح الإسناد ولم يخرجاه 

Artinya, “Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian berkata, ‘Memberikan makanan dan santun dalam berkata.’ Al-Hakim berkata bahwa hadits ini sahih sanadnya tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.” Dari dua hadits di atas bahwa sebagian dari tanda mabrurnya haji seseorang ada tiga. Pertama, santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam). Kedua, menebarkan kedamaian (ifsya’us salam). Ketiga, memiliki kepedulian sosial yaitu mengenyangkan orang lapar (ith‘amut tha‘am)


▫️Tanda-tanda Haji Mabrur

HAJI mabrur akan mendapatkan keuntungan yang banyak dari Allah. Salah satu dari keuntungannya adalah jaminan surga. Penyematan gelar haji mabrur sejatinya adalah anugerah dari Allah SWT kepada hamba yang terpilih. Berikut ini adalah ciri-ciri seseorang yang menjadi haji mabrur:

- Santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam)

- Menebarkan kedamaian (ifsya'us salam)

- Mempunyai kepedulian sosial dengan mengenyangkan orang lapar (ith'amut tha'am)


▫️Cara Menjaga Kemabruran Haji

Sesungguhnya bagian tersulit setelah memperoleh haji mabrur adalah mempertahankan kemabruran itu sendiri. Kemabruran haji sangat penting dijaga dan dipelihara sepanjang waktu hidup manusia. menjaga dan memelihara kemabruran haji dapat dilakukan dengan cara : 

meningkatkan kualitas keberagamaan. Baik dalam tataran iman, ibadah, amal saleh, maupun akhlak.

Peningkatan iman diwujudkan dengan menguatnya kesadaran seseorang tentang kebesaran dan keagungan Allah SWT,  dan ibadah kepada sang pencipta. (TAJALLI)

Peningkatan amal saleh diwujudkan dalam bentuk kepedulian sosial dan keberpihakan orang yang bersangkutan terhadap orang lemah dan kaum dhuafa.

Sedangkan peningkatan moral atau akhlak harus diupayakan melalui dua proses.

 >>> Pertama, TAKHOLLI : menghilangkan dan membersihkan diri dari berbagai sifat dan akhlak yang buruk. 

>>> Dan yang kedua, TAHALLI : menghiasi diri dengan berbagai akhlak yang mulia dan terpuji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar