Senin, 30 Maret 2020

SABDA TAMA RAJA KRATON YOGYAKARTA - TANGGAP WABAH CORONA




SABDA TAMA RAJA ING MADYANING SENGKALA  
WABAH VIRUS COVID-19 (CORONA) 
Teks Pidato Lengkap Sultan ‘Sapa Aruh’ Warga DIY Hadapi Corona




Raja Kraton Yogyakarta sekaligus Gubernur  DIY, Sri Sultan HB X menyapa masyarakat Jogja - DIY di Bangsal Kepatihan, Senin (23/3/2020) siang. Sultan mengajak masyarakat untuk eling lan waspada menghadapi pandemi Virus Corona yang sudah sampai di Yogyakarta. Berikut isi lengkap pidato Sri Sultan HB X dalam acara Sapa aruh warga DIY. Pidato disampaikan dalam dua versi bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.



Assalammualaikum wr. wb.
Mugi Gusti Allah tansah paring berkah tumraping kita sadaya,
Para warga Ngayogyakarta, uga anak-anakku kang lagi sinau ing omah,
para sedulur kabeh wae,

Ingsun, Hamengku Buwono, ing dina kang kebak was-was lan tidha-tidha iki, nyuwun para warga sami ndedonga konjuk ing ngarsaning Gusti Allah, mugi kita saged enggal kaparingan pepadhang. Ing tanggap darurat awit saka sumebaring virus corona iki, kudu diadhepi kanthi sabar-tawakal, tulus-ikhlas, pasrah lahir-batin, lan kairing ikhtiyar kang tanpa kendhat. Semono uga, kita, kang kajibah ngesuhi para kawula. “Wong sabar rejekine jembar, Ngalah urip luwih berkah”.

Beda karo prastawa lindhu gedhe taun 2006 kang kasat-mata. Saiki, kang aran virus corona iku yen lumebu ing badan kita ora bisa karasa lan tekane uga ora kanyana-nyana. Kita kabeh kudu bisa njaga sehat, laku prihatin, lan uga wajib ngecakake aturan baku saka sumber resmi pamarentah kang wis diumumke ing masarakat. “Gusti paring dalan kanggo sapa wae gelem ndalan”.

Mula pamundhutku, sing padha eling lan waspada. Eling marang Kang Gawe Agesang kanthi “lampah” ratri, zikir wengi, nyuwun pangaksami lan pangayomane Gusti. Waspada kanthi reresik diri lan lingkungane dewe-dewe. Nek krasa kurang sehat kudu ngerti lan narima yen wajib “mengisolasi diri” pribadi sajrone 14 dina. Jaga pribadi. Jaga keluwarga. Jaga paseduluran. Jaga masarakat. Kanthi jaga, rada ngadohi kumpul-kumpul bebarengan yen pancen ora wigati tenan. Bisa uga kita rumangsa sehat, ning ora ana kang bisa mesthekake yen kita bener sehat. Malah bisa uga nggawa bibit lelara. “Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan”. Pamundhutku mung saklimah: ”Sing ngati-ati!”

Mung kita bisa atur pangajab nyuwun kalis ing bebaya lan tulak-sarik, lan uga bisaa tinebihna saka memala kang luwih gede sanggane tumraping kita manungsa.
Pamujiku: “Sehat, sehat, sehat!”. Mugi Gusti Allah ngijabahi. Rahayu kang pinanggih. Aamiin.
Nuwun. Wassalamualaikum wr. wb.

KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT,
Senin Pon, 23 Maret 2020, 28 Rejeb taun Wawu 1953
HAMENGKU BUWONO

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------




Assalammualaikum wr. wb.

Semoga kedamaian, keberkahan, dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa menyertai kita semua,
Para warga Yogyakarta, juga anak-anakku yang sedang belajar di rumah,
Saudara-saudaraku semuanya,

SAYA, Hamengku Buwono, pada hari-hari ini yang sarat akan ketidakpastian, yang digambarkan oleh Pujangga Wekasan, Ranggawarsito, dalam Serat Kalatidha, suasana tidha-tidha yang sulit diramal, penuh rasa was-was, saya mohon para warga agar bersama-sama memanjatkan doa ke haribaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, agar kita diberi petunjuk di jalan lurus-Nya, kembali pada ketenteraman lahir dan batin.

Di masa tanggap darurat bencana virus corona ini, kita harus menghadapinya dengan sikap sabar-tawakal, tulus-ikhlas, pasrah lahir-batin, disertai ikhtiar yang berkelanjutan. Sama seperti juga bagi saya, yang berkewajiban menjadi pamong praja beserta pamomong rakyat Yogyakarta, harus berpegang teguh pada ajaran Jawa: “Wong sabar rejekine jembar, Ngalah urip luwih berkah”.

Suasana dualistis ini ibarat mata uang logam, di balik “bahaya” ada “peluang”, bagaikan pedang bermata dua, bisa untuk “membunuh musibah” atau “bertahan hidup”. Islam mengajarkan, di balik cobaan hari ini selalu ada berkah yang datang kemudian. Kemudahan memang tampak enak, dan bisa membuat orang terlena. Di mana seorang pengemudi mobil mengantuk? Bukan di jalan sulit dan sempit, tetapi di jalan raya yang mulus. Pepatah Jawa mengatakan: “kêsandhung ing râtâ, kêbêntus ing tawang”.

Saudara-saudaraku Warga Yogya semuanya,
BERBEDA dengan bencana gempa tahun 2006 yang kasat-mata. Sekarang ini, virus corona itu jika memasuki badan, tidak bisa kita rasakan, dan menyerangnya pun tak terduga-duga. Menghadapi hal itu, kita selayaknya bisa menjaga kesehatan, laku prihatin, dan juga wajib menjalankan aturan baku dari sumber resmi yang terpercaya. Saya yakin, karena rakyat Yogyakarta memiliki kadar literasi yang tinggi, tentu bisa membedakan mana yang berita hoax serta mana-mana yang benar dan nalar.
Pepatah Jawa kembali mengatakan: “Gusti paring dalan kanggo uwong sing gelem ndalan”.
Karena itu, strategi mitigasi bencana non-alam ini, DIY belum menerapkan “lock-down”. Melainkan “calm-down” untuk menenangkan batin dan menguatkan kepercayaan diri, agar eling lan waspada. Eling atas Sang Maha Pencipta dengan laku spiritual: “lampah” ratri, zikir malam, mohon pengampunan dan pengayoman-Nya.

Waspada, melalui kebijakan “slow-down”, sedapat mungkin memperlambat merebaknya pandemi penyakit corona, dengan cara reresik diri dan lingkungannya sendirisendiri. Kalau merasa kurang sehat harus memiliki kesadaran dan menerima kalau wajib
“mengisolasi diri” pribadi selama 14 hari sama dengan masa inkubasi penyakitnya.

Jaga diri.Jaga keluarga. Jaga persaudaraan. Jaga masyarakat, dengan memberi jarak aman, dan sedapat mungkin menghindari keramaian jika memang tidak mendesak betul. Bisa jadi kita merasa sehat, tapi sesungguhnya tidak ada seorang pun yang bisa memastikan bahwa kita benar-benar sehat. Malah bisa jadi kita yang membawa bibit penyakit. Karena itu saya mengingatkan pada pepatah Jawa lagi: “Datan serik lamun ketaman, datan susah lamun kelangan”. Pesan saya singkat: ”Waspadalah dan berhati-hatilah Saudara-saudaraku!” Doaku buat seluruh warga: “Sehat, sehat, sehat!”. Semoga Gusti Allah berkenan meridhai-Nya. Aamiin. Terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.

KARATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT,
Senin Pon, 23 Maret 2020, 28 Rejeb taun Wawu 1953
HAMENGKU BUWONO



Demikian, maklumat dan sapa Raja Jogja. Semoga bisa menjadi perhatian kita semua. Jogja Istimewa, Jogja Sehat Aman Sentausa Sejahtera.... Aamiin.

Maguwo Banthengan, Banguntapan, Bantul.
30 Maret 2020 M/ 07 Ruwah - Sya'ban 1441 H
Ingsun Sholihin







HIMPUNAN AYAT SYIFA (OBAT/ PENYEMBUHAN) DALAM AL-QUR'AN




HIMPUNAN WIRID/ DOA PERLINDUNGAN & OBAT                      

AYAT-ayat  SYIFA’  (mohon OBAT dan  PERLINDUNGAN dari bencana/ bala’)

=============================================================
=============================================================


Bismillaah.
Dengan senantiasa memohon rrahmat & Berkah  Alloh SWT, di tengan keadaan yang kurang kondusif yakni pandemic wabah Covid-19 atau Corona Virus. Pekenankan kami menyampaikan untaian beberapa ayat Quran, sebagai usaha bathiniah kita dalam Hifdzun Nafs (Menjaga Jiwa/ kehidupan). Kami menyampaikan untainan ayat Quran yang termasuk ayat syifa (obat), berdasar pada firman Alloh SWT :

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS Al-Isra : 82)

Jadi Al-Quran juga Alloh SWT turunkan sebagai obat/ penawar untuk hamban-Nya. Adapun Untaian Ayat Syifa tersebut adalah sebagai berikut, Silahkan bisa diamalkan dan dibagikan kepada semua muslim  :




أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

قَٰٱتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ ٱللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِينَ
QOOTILỤHUM YU'ADŻŻIB-HUMULLĀHU BI`AIDĪKUM WA YUKHZIHIM WA YANṢURKUM 'ALAIHIM  WA YASYFI ṢUDỤRO  QAUMIM MU`MINĪN[1]


يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
YĀ AYYUHAN-NĀSU QAD JĀ`ATKUM MAU'IẒATUM MIR RABBIKUM WA SYIFĀ`UL LIMĀ FIṢ-ṢUDỤRI  WA HUDAW WA RAḤMATUL LIL-MU`MINĪN[2]


ثُمَّ كُلِى مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ فَٱسْلُكِى سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ يَخْرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ فِيهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِ ۗ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
ṠUMMA KULĪ MING KULLIṠ-ṠAMARĀTI FASLUKĪ SUBULA RABBIKI ŻULULĀ, YAKHRUJU MIM BUṬỤNIHĀ SYARĀBUM MUKHTALIFUN ALWĀNUHỤ FĪHI SYIFĀ`UL LIN-NĀS, INNA FĪ ŻĀLIKA LA`ĀYATAL LIQAUMIY YATAFAKKARỤN[3]

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
WA NUNAZZILU MINAL-QUR`ĀNI MĀ HUWA SYIFĀ`UW WA RAḤMATUL LIL-MU`MINĪNA   WA LĀ YAZĪDUẒ-ẒĀLIMĪNA    ILLĀ KHOSĀRO[4]

ٱلَّذِى خَلَقَنِى فَهُوَ يَهْدِينِ، وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ، وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ.
ALLAŻĪ KHALAQANĪ FA HUWA YAHDĪN, WALLADZI HUWA YUTH'IMUNII WA YASQIIN, WA IDŻĀ MARIḌTU FA HUWA YASYFĪN[5]



وَلَوْ جَعَلْنَٰهُ قُرْءَانًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا۟ لَوْلَا فُصِّلَتْ ءَايَٰتُهُۥٓ ۖ ءَا۬عْجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هُدًى وَشِفَآءٌ ۖ وَٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُنَادَوْنَ مِن مَّكَانٍۭ بَعِيدٍ
WALAU JA'ALNĀHU QUR`ĀNAN A'JAMIYYAL LAQĀLỤ LAU LĀ FUṢṢILAT ĀYĀTUH, A A'JAMIYYUW WA 'ARABIYY, QUL HUWA  LILLAŻĪNA ĀMANỤ HUDAW WA SYIFĀ`, WALLAŻĪNA LĀ YU`MINỤNA FĪ ĀŻĀNIHIM WAQRUW WA HUWA 'ALAIHIM 'AMĀ, ULĀ`IKA YUNĀDAUNA MIM MAKĀNIM BA'ĪD[6]



Ngayogyakarta, 27  Rojab 1441H/ 22 Maret 2020M
SUMBER²  :  

  • Al-Quran, 
  • Kitab Al-Adzkar (Hadits), 
  • Habib Luthfi Bin Yahya, 
  • PBNU, 
  • KH. Ilyas, 
  • dan Mursyid M. Darowi.
PENYAJI   : Ingsun Sholihin



[1] Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman. (QS  At-Taubah : 14)
[2] Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. ( QS  Yunus : 57 )
[3] kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (An-Nahl : 69)
[4] Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS Al-Isra : 82)
[5] Terjemah Arti: (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, (QS Asy-Syu’ara : 78 – 80)
[6] Dan jikalau Kami jadikan Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh". (QS Fussilat : 44 )
[7] Ijazah dari Rais Aam JATMAN agar terhindar dari penyakit menular dan virus epidemi, utamanya jenis penyakit yang akhir-akhir ini sedang melanda dunia, yakni virus corona. Ijazah tersebut ditulis tangan oleh Sekjen JATMAN, H Mashudi pada 02 Maret 2020 di Makassar.



Minggu, 29 Maret 2020

TARHIB RAMADHAN KITA


7 BEKAL MENYAMBUT BULAN RAMADHAN

GAMBAR : MUNAJAT  KAUM MUSLIM / SEMUA ORANG DITENGAH PANDEMIC WABAH CORONA VIRUS (COVID-19).  Berbagai cara dilakukan orang untuk menyambut bulan suci Ramadhan sebagai manivestasi kabahagian dan kegembiraan. Namun tidak semua cara-cara yang mereka lakukan benar menurut Syari’at. Karena sebagian mereka hanya melihat Ramadhan sebagai bulan yang meriah, ramai, waktu untuk berkumpul dengan handai tolan, dan lain-lain. Bukan sebagai momen untuk ibadah dan memperbanyak amalan.


Maka tidak jarang kita dapati diantara manusia ada yang sekedar bagaimana ia mempersiapkan uang atau ekonomi supaya bisa makan sahur dan buka dengan enak. Bisa pakai baju baru, al Qur’an baru, rumah baru dengan cat dan warna yang baru, kulkas baru, dan sofa baru. Memang sih itu tidak seluruhnya salah. Tapi hakikat puasa Ramadhan bukan untuk itu. Puasa Ramadhan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan dan bukan meningkatkan taraf ekonomi. Allah berfirman,

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” [QS. Al Baqarah: 183]

Ayat ini dengan gamblang menerangkan akan wajibnya puasa Ramadhan untuk tujuan meningkatkan ketakwaaan. Oleh karenannya apakah yang seharusnya kita persiapkan ?

Semoga beberapa poin berikut bisa membuka wawasan kita tentang hal-hal yang layak kita persiapkan menyambut Ramadhan Mubarak.

Pertama: Berdo’a agar Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat wal afiat. Ini kita lakukan agar kita memiliki semangat untuk puasa, shalat tarawih, membaca al qur’an, bersedekah, dan ibadah lainnya. Do’a adalah benteng seorang mukmin. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

 وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Rabb-mu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina” [QS. Ghafir: 60]

Berdo’a kita lakukan, karena kita adalah makhluk yang lemah sehingga sangat butuh kepada petolongan Allah. Tidak ada do’a khusus berkaitan dengan masuknya bulan Ramadhan. Adapun do’a yang di panjatkan oleh  kaum muslimin yang berbunyi:

 اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan” adalah doa ma'tsur dari hadts Nabi yg populer di tengah kita.


Nukilan doa tersebut dalam kitab Al-Adzkar Karya Imam An-Nawawi :

وروينا في حلية الأولياء : عن زياد النميري عن أنس رضي الله عنه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال : “اللَّهُمَّ بارِكْ لَنا في رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنا رَمَضَانَ”، ورويناه أيضاً في كتاب ابن السني بزيادة.

Artinya, “Kami riwayatkan dalam kitab Hilyatul Auliya, bersumber dari Ziyad An-Numairi dari Anas bin Malik RA. Ia berkata, ‘Rasulullah Saw ketika memasuki bulan Rajab berkata :

اللَّهُمَّ بارِكْ لَنا في رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنا رَمَضَان

Allohumma Baarik lanaa Fii Rojaba wa Sya'baana wa Ballighnaa Romadhoona

Yaa Allah berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban. Dan Sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.’ Riwayat serupa juga kami riwayatkan dari kitab Ibnus Sinni dengan sedikit tambahan redaksi.”

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

 وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Rabb-mu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku, maka dia akan masuk ke dalam neraka Jahanam dalam keadaan hina” [QS. Ghafir: 60]


Kedua: Memuji Allah dan bersyukur karena bisa bertemu dengan Ramadhan. Pertemuan dengan bulan bulan Ramadhan adalah pertemuan yang sangat indah. Oleh karenanya hendaklah seseorang bersyukur kepada Allah atas nikmat besar ini. Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ketahuliah bahwa disunnahkan kepada orang mendapatkan kembali nikmat yang baru dan nampak atau terhindar dari musibah yang dhahir untuk bersujud karena bersyukur kepada Allahatau memuji-Nya”.[Al Adzkar Lin Nawawiy: 297]. Salah satu nikmat besar yang Allah berikan kepada kita adalah dipertemuaknnya kita dengan bulan ketaatan, bulan Ramadhan dalam keadaan sehat dan diberi taufiq. Sehingga sangat wajar bahkan wajib kita bersyukur kepada-Nya atas nikmat ini.

Ketiga: Gembira dan Ceria, Menampakkan kegembiraan dengan keceriaan dan kesenangan yang nampak pada raut muka dan amalan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi kabar gembira kepada para sahabatnya akan datangnya bulan Ramadhan. Nabi bersabda,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ اِفْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيْهِ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dimana pada bulan itu Allah mewajibkan puasa. Pada bulan itu dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu jahannam, diikat syaithan-syaithan, di dalam bulan itu ada satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkan kebaikannnya, maka sungguh ia telah diharamkan dari bulan itu” [HR. Ahmad: (7148) dengan sanad yang Shahih dengan ta’liq Ahmad Muhammad Syakir: 7/7], Nabi memberitahukan hal tersebut ketika datangnya Ramadhan agar para sahabat termotivasi dan bergembira dengan hadirnya Ramadhan.


Keempat: Bersemangat dan memiliki rencana-rencana untuk meraih pahala di bulan Ramadan. Sangat mengherankan jika seseorang memiliki planing yang baik untuk meraih dunianya namun dalam masalah akhirat ia tidak memiliki rencana yang baik. Ini menyebabkan ia tidak maksimal meraih kebaikan dalam ibadahnya, terkhusus di bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ
“Bersungguh-sungguhlah melakukan apa yang dapat memberi manfaat kepadamu dan minta pertolongan kepada Allah, dan janganlah merasa lemah”[HR. Muslim (2664)]

Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Maksudnya adalah bersemangatlah dalam mentaati Allah dan mengharapkan apa yang ada disisi Allah, lalu minta pertolonganlah kepada Allah dalam mewujudkan hal tersebut, dan jangan merasa lemah artinya jangan malas untuk melaksanakan ketaatan dan dalam meminta pertolongan kepada Allah” [Syarh an Nawawi ‘ala Muslim: 16/215], Sebagai bentuk dari sebuah semangat dan kesungguhan adalah dengan mempersiapkan diri dan merencanakan kegiatan-kegiatan amaliyah Ramadhan sebelum masuknya bulan Ramadhan.

Kelima: Mempersiapkan ilmu sebelum masuk Ramadhan. Ilmu adalah teman dikala sulit, penghibur dikala sedih, dan petunjuk dikala sesat. Maka ilmu adalah modal terbesar dalam persiapan menghadapi Ramadhan. Tanpa ilmu agama, Ramadhan kita tak bermakna apa-apa. Rasulullah ‘alaihish shalatu wassalam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun alaih)

Mengharap pahala adalah satu syarat puasa kita bermakna. Dan mengharap pahala bukanlah sekedar harapan. Namun lebih kepada mendalami ilmu tentang Ramadhan, tentang bagaimana Rasulullah menjalankan ibadah puasa ini. Disinilah pentingnya ilmu agama dari al Qur’an dan Sunnah untuk membimbing setiap amalan kita agar diterima Allah dan berpahala tentunya. Hendaklah seorang muslim membaca kembali buku-buku, artikel website, mendengar ceramah-ceramah tentang Ramadhan. Agar ia bisa mengingat kembali keutamaan, adab, pembatal puasa, hukum-hukum Ramadhan, dan perkara-perkara yang bisa menghilangkan pahala puasanya.

Keenam: Membiasakan diri untuk melakukan amalan sunnah sebelum masuk bulan Ramadhan. Amalan-amalan sunnah akan Allah lipat gandakan dibulan Ramadhan berbeda dengan amalan diluar Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ  إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي
“Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah berkata: Kecuali puasa, maka Aku yang akan membalas orang yang menjalankannya karena dia telah meninggalkan hawa nafsunya dan makannya karena Aku” (HR. Muslim)

Dengan membiasakan diri melakukan kebikan-kebaikan berupa sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum Ramadhan, maka ini akan memudahkan kita melanggengkannya di bulan Ramadhan. Jangan meremehkan poin ini karena ini juga akan menentukan  bagaimana kesiapan kita menyambut Ramadhan. Oleh karenanya seseorang sebelum masuk Ramadhan membiasakan dirinya untuk membaca al Qur’an, Qiyamul lail, berpuasa, bersedekah, membantu kaum muslimin, dan lain-lain.

Ketujuh: Mempersiapkan sarana-sarana ibadah Ramadhan, Di bulan Ramadhan kita dituntut untuk banyak beribadah. Sehingga tentu butuh sarana-sarana untuk ibadah. Jika sarana-sarana ini tidak diperhatiakan, maka akan menyulitkan kita menjalankan ibadah atau mungkin membuat kita kurang nyaman. Diantaranya yang bisa kita lakukan adalah menyiapkan buku-buku seputar Ramadhan untuk menambah wawasan kita, membersihkan dan menata rumah agar nyaman untuk shalat sunnah, membaca al qur’an, dan belajar. Menyiapkan kurma untuk persipan beberapa hari atau mungkin satu bulan untuk sahur dan berbuka.

Bagi masyarakat mereka bisa membenahi masjid sebagai pusat kegiatan ibadah. Mengecek mic, pengeras suara, membersihkan karpet, memperbaiki dan menambah fasilitas penyejuk seperti kipas angin dan AC. Maka ini semua adalah kegiatan yang menunjukkan kesungguhan dan kebahagian kita dengan bulan Ramadhan selain poin-poin yang telah kami sebutkan sebelumnya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh kaum muslimin.

06 Sya'ban 1441 H/ 29 Maret 2020 M
Maguwo Banthengan, Banguntapan, Bantul, D.I.Yogyakarta
Salam, Ingsun Sholihin,