‘AMALIYAH KALIMAH THOYIBAH DZIKIR TAHLIL
Perlu kita ketahui bersama, bahwa masalah TAHLIL atau
TAHLIL-AN ini merupakan bahasan menarik yang sejak dahulu (zaman tabi’in/
tabiut tabi’in) hingga sekarang masih bergulir. Ada pihak yang membolehkan
(menghukumi mubah), ada pula yang menghukumi sunnah karena berdasar beberapa
atsar dan riwayat hadits, ada juga yang menghukumi makruh sampai dengan harom. Salah
satu Alim Ulama asal Lasem yang tinggal menetap di Yogyakarta, beliau Al-Mukarrom
Al-Maghfurlah – Allahu Yarham - KH. Ali Maksum (Krapyak Yogyakarta) mengatakan
:
و هو ( جواز هبة ثواب
القراءة و الصدقة للميت و وصول ثواب القراءة و أعمال البر للميت ) من مسائل الفروع
الخلافية. فلا يجوز بشأنه إثارة الفتن و الجدال و الإنكار على القائل و العامل به و
لا على المخالف, و لا ينبغي ان يقع بينهما ما لا ينبغي و قوعه بين أخوين مسلمين. و
لئن كان للمانع مستند, فإن لغيره مستندا كذلك. فقد قال ابن تيمية : إن الميت
ينتفع بقراة القرآن, كما ينتفع بالعبادة المالية من الصدقة و نحوها. .
“TAHLIL-AN atau Menghadiahkan pahala bacaan,
shodaqah dan amal sholeh merupakan salah satu dari sekian furu’ khilafiyah yang
seharusnya tidak mendorong terjadinya fitnah, pertengkaran, perdebatan dan
sikap antipati kepada orang yang melakukannya dan yang menentangnya. Kedua
belah pihak yang saling berbeda pendapat sebaiknya tidak melakukan hal-hal yang
tidak pantas dilakukan oleh sesama saudara muslimnya. Karena masing-masing
pihak tentu memiliki alasan dan argumentasi sendiri yang membenarkan
amaliahnya. KH Ali Maksum mengutip
pendapat Syaikul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan :
“Mayit dapat mengambil manfaat dari pahala bacaan ayat Al-Qur`an orang lain
yang dihadiahkan kepadanya, sebagaimana ia juga dapat mengambil manfaat dari
pahala ibadah maliyah seperti shadaqah dan sejenisnya.”[1]
DEFINISI : APA ITU TAHLIL[2]
?
Tahlil secara etimologis (pengertian bahasa)
adalah membaca lafadz la ilaha ill-Allah (لاإله إلا الله). Dalam istilah sosio-kultural di Indonesia, tahlil adalah
suatu acara seremoni sosial keagamaan untuk memperingati dan sekaligus
mendoakan orang yang meninggal. Disebut acara sosial-budaya karena tahlil hanya
dikenal dan dilakukan oleh sebagian umat Islam Indonesia. Disebut acara
keagamaan karena sebagian besar bacaan-bacaan dalam tahlil diambil dari Al
Quran dan Al Hadits.
Menurut KH. Munawir Abdul Fattah dalam bukunya
yang berjudul “Tradisi Orang-Orang NU”, bahwa Tahlil berasal dari kata : hallala,
yuhallilu, tahlilan, artinya membaca kalimat Laa Ilaaha Illallahu. Bahwa setiap pertemuan
yang didalamnya dibaca kalimat itu secara bersama-sama disebut Majelis Tahlil.
Majelis tahlil di masyarakat Indonesia sangat variatif, dapat diselenggarakan
kapan dan dimana saja, bisa pagi, siang, sore atau malam. Bisa di masjid,
musholla, rumah, atau lapangan[3]
Dari keterangan diatas, bahwa tahlilan adalah
salah suatu sarana taqorrub illalla (mendekatkan diri kepada Allah) baik
dilakukan sendiri atau bersama- sama untuk melakukan dzikir (mengingat) kepada
Allah dengan membaca kalimat thayyibah seperti Laa ilaaha illallah,kemudian
membaca sholawat kepada Nabi Muhammad, ayat-ayat Al-Qur‟an dan do‟a yang
diharapkan memiliki pengaruh dalam meningkatkan nilai- nilai, kebiasaan baik di
masyarakat dan lain-lain dalam menjalani kehidupan.
Dalam keterangan lain, tahlil atau tahlil-an adalah
acara dzikiran biasanya disertai dengan Yasinan (baca Surat Yasin) yang
dilakukan di sebagian besar masyarakat Indonesia yang berafiliasi ke NU
(Nahdlatul Ulama). Acara tahlil umumnya dilakukan pada setiap hari Jum'at.
Apabila ada seseorang yang meninggal, maka tahlil dilakukan pada (a) 7 (tujuh)
hari berturut-turut setelah hari pertama kematian; (b) hari ke-40; (c) hari
ke-100 dan (d) hari ke-1000 (seribu) atau pada haul (acara tahunan)
meninggalnya seseorang.
DALIL – ARGUMENTASI ‘AMALIYAH TAHLIL
Agar kita lebih mantab dalam mengamalkan, maka pada kesempatan kali ini, kami mencoba
mengetengahkan beberapa point tentang argumentasi (dalil hujjah) ‘amaliyah
TAHLIL atau TAHLIL-AN ini. Semoga bisa membuka paradigma pemikiran kita serta
menambah wawasan pengetahuan yang bermanfaat. Aamiin.
[1]
Dalil Al-Qur’an : Bisa
kita simak bersama Firman Allah SWT dalam surat Al-Hasyr ayat 10
وَٱلَّذِينَ جَآءُو
مِنۢ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا
بِٱلْإِيمَٰنِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَآ
إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya:” Dan orang-orang yang datang sesudah mereka
(Muhajirin dan Anshor), mereka berdo’a :” Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan
saudar-saudar kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami”.
Dalam ayat ini Allah SWT menyanjung orang-orang
yang beriman karena mereka memohonkan ampun (istighfar) untuk orang-orang
beriman sebelum mereka. Ini menunjukkan bahwa orang yang telah meninggal dapat
manfaat dari istighfar orang yang masih hidup.
[2] Dalil Hadits : Dalam hadits banyak disebutkan do’a tentang shalat jenazah, do’a setelah
mayyit dikubur dan do’a ziarah kubur. Diantaranya,
·
Diantara
dalil tegas dalam masalah ini adalah hadis dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa
ada seorang lelaki yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ
نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ،
إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا.
“Ibuku mati mendadak, sementara beliau belum berwasiat.
Saya yakin, andaikan beliau sempat berbicara, beliau akan bersedekah. Apakah
beliau akan mendapat aliran pahala, jika saya bersedekah atas nama beliau?”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya. Bersedekahlah atas nama
ibumu.” (HR. Bukhari 1388 dan Muslim 1004)
·
Dalam
hadis yang lain, dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa ibunya Sa’d bin
Ubadah meninggal dunia, ketika Sa’d tidak ada di rumah. Sa’d berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ
إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ
بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ: نَعَمْ
“Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu aku
tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala jika aku bersedekah harta atas
nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.” (HR. Bukhari
2756)[4]
·
Hadits
selanjutnya,
و عن أنس أن النـبي
صلى الله عليه و سلم سئل, فقال السائل : يا رسول الله, انا نتصدق عن موتانا و نحج عنهم
و ندعو لهم, هل يصل ذلك اليهم؟. قال : نعم, انه ليصل اليهم و انهم ليفرحون به كما يفرح
احدكم بالطبق اذا اهدي اليه..
Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW pernah
ditanya oleh seseorang : “Sungguh, aku bersedekah atas nama mereka, berhaji
atas nama mereka dan berdoa memohon kebaikan untuk mereka. Apakah pahala amal
yang demikian itu sampai kepada mereka?”. Jawab beliau :
نَعَمْ, اَنَّهُ لَيَصِلُ
اِلَيْهِمْ وَ اَنَّهُمْ لَيَفْرَحُوْنَ بِهِ كَمَا يَفْرَحُ اَحَدُكُمْ بِالطّبْقِ
اِذَا اُهْدِيَ اِلَيْهِ
Artinya : “Ya, pahalanya tentu akan sampai kepada mereka
dan mereka pun merasa gembira dengan kiriman tersebut, sebagaimana kegembiraan
salah seorang diantara kalian sewaktu menerima hadiah sepiring makanan”.[5]
MANFAAT
DAN TUJUAN BACAAN TAHLIL
- Ibadah dan Taqorrub Kepada Allah SWT
- Mendoakan kaum muslim yang telah meninggal dunia.
- Memperat kerukunan hidup antara tetangga. Dengan
adanya tahlilan, masyarakat jadi berkumpul. Jadi mengenal satu sama lain.
Tahu kabar masing-masing. Bisa bersilaturahmi di tempat shohibul bait.
- Kesempatan Ibadah lisaniyah : membaca Al-Qur’an dan
berdzikir disela kepadatan aktivitas sehari-hari.
- Untuk yang belum lancar membaca Al Quran, dan tidak
begitu menguasai cara mendoakan yang meninggal, mengadakan tahlilan sangat
bermanfaat
- Dengan adanya tahlilan, kita punya alasan kuat untuk
bersedekah. Menyenangkan warga sekitar juga merupakan ibadah.
- Memperluas jaringan persaudaraan (koneksi)
- Tahlilan sendiri/ barsama-sama, misalnya mengunjungi
makam orang shaleh/ berjasa, membuka kesempatan bertemu orang baru,
kenalan, tambah jaringan, dan tambah jalan rejeki.
SUSUNAN BACAAN TAHLIL SINGKAT
Berikut ini adalah susunan bacaan tahlil singkat.
Pembacaan susunan tahlil ini biasanya dilakukan setelah menyelesaikan Surat
Yasin. Susunan bacaan tahlil singkat ini yang lazim dibaca masyarakat pada
pelbagai kesempatan :
1.
Pengantar Al-Fatihah.
اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وإِخْوَانِهِ مِنَ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَالأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالعُلَمَاءِ العَامِلِيْنَ وَالمُصَنِّفِيْنَ المُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ المَلَائِكَةِ المُقَرَّبِيْنَ، ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ القُبُوْرِ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخِنَا وَمَشَايِخِ مَشَايِخِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَأَسَاتِذَةِ أَسَاتِذَتِنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِمَنْ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ
Artinya,
“Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan saudaranya dari
kalangan pada nabi, rasul, wali, syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi'in,
ulama al-amilin, ulama penulis yang ikhlas, semua malaikat Muqarrabin, kemudian
semua ahli kubur Muslimin, Muslimat, Mukminin, Mukminat dari Timur ke Barat,
baik di laut dan di darat, khususnya bapak kami, ibu kami, kakek kami, nenek
kami, guru kami, pengajar dari guru kami, ustadz kami, pengajar ustadz kami,
mereka yang telah berbuat baik kepada kami, dan bagi ahli kubur/arwah yang
menjadi sebab kami berkumpul di sini. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada
Allah dan pahalanya untuk mereka semua. Al-Fatihah…”
2.
Membaca Al-Fatihah.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ
نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ
الَّمُسْتَقِيْمَ.
صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ
وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ
Artinya,
“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama
Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari
pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon
pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang
yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai
dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.”
3.
Membaca
Surat Yaa-Siin (bila diperluan)
4.
Surat Al-Ikhlas (3 kali).
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكٌنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ
Artinya, “Dengan menyebut nama
Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Dialah yang maha
esa. Allah adalah tuhan tempat bergantung oleh segala sesuatu. Dia tidak
beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan-Nya.’” (3 kali).
5.
Tahlil dan Takbir. لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Artinya, “Tiada tuhan yang
layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.”
6.
Surat Al-Falaq.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَاثاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
Artinya, “Dengan menyebut nama
Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung
kepada tuhan yang menguasai waktu subuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dari
kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita
tukang sihir yang mengembus nafasnya pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan
orang-orang yang dengki apabila ia mendengki.’”
7.
Tahlil dan Takbir. لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Artinya, “Tiada tuhan yang
layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.”
8.
Surat An-Nas.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
قُلْ اَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ
الْخَنَّاسِ. الَّذِى يُوَسْوِسُ
فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ
وَالنَّاسِ
Artinya, “Dengan menyebut nama
Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, ‘Aku berlindung
kepada tuhan manusia, raja manusia. Sesembahan manusia, dari kejahatan bisikan
setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia.
Dari setan dan manusia.’”
9.
Tahlil dan Takbir. لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Artinya, “Tiada tuhan yang
layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.
10.
Awal Surat Al-Baqarah.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
المّ. ذَلِكَ الكِتابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدَى لِلْمُتَّقِيْنَ.
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ
وَيُقِيْمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ.
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالْاَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ. اُولَئِكَ
عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ، وَاُولَئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ .
Artinya, “Dengan menyebut nama
Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Alif lam mim. Demikian itu kitab
ini tidak ada keraguan padanya. Sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa.
Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman
kepada kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan kepadamu (Muhammad SAW) dan
kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya
kehidupan akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya.
Merekalah orang orang yang beruntung.”
11.
Surat Al-Baqarah ayat 163. وَاِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَّاحِدٌ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
Artinya,
“Dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang maha esa. Tiada tuhan yang layak disembah
kecuali Dia yang maha pengasih lagi maha penyayang.”
12.
Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah ayat
255)
اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَاْ خُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَّهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ،
مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بِاِذْنِهِ،
يَعْلَمُ مَا بَينَ اَيْدِيْهِمِ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلاَ يُحْيِطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ
وَالْاَرْضَ، وَلاَ يَئُودُهُ
حِفْظُهُمُا، وَهُوَ الْعَلِىُّ
الْعَظِيْمُ
Artinya, “Allah, tiada yang
layak disembah kecuali Dia yang hidup kekal lagi berdiri sendiri. Tidak
mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada
yang dapat memberikan syafa’at di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya. Dia
mengetahui apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Mereka tidak
mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat menjaga keduanya. Dia maha tinggi
lagi maha agung.”
13.
Istighfar (3 kali). اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ *3
Artinya,
“Saya mohon ampun kepada Allah yang maha agung.” (3 kali). (Allah) yang tiada
tuhan selain Dia yang maha hidup, lagi terjaga. Aku bertobat kepada-Nya.”
14.
Hadits Keutamaan TAHLIL.
اَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ اَنَّهُ
: لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ...، حَيٌّ مَوْجُوْدٌ
- لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ...، حَيٌّ مَعْبُوْدٌ
لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ...، حَىٌّ بَاقٍ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ
Artinya, “Sebaik-baik
zikir–ketahuilah–adalah lafal ‘La ilāha illallāh’, tiada tuhan selain
Allah, zat yang hidup dan ujud.”.
“Tiada tuhan selain Allah, zat yang hidup dan disembah.”. “Tiada tuhan selain
Allah, zat kekal yang takkan mati.”
15.
TAHLIL : لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ Artinya,
“Tiada tuhan selain Allah.” (33 kali).
16.
Dua Kalimat Syahadat. لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya, “Tiada tuhan selain
Allah. Nabi Muhammad SAW utusan-Nya.”
17.
Shalawat Nabi.
اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ، يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ، اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
Artinya, “Ya Allah, limpahkan
shalawat untuk Sayyidina Nabi Muhammad SAW. Ya Allah, limpahkan shalawat dan
salam untuknya (Nabi Muhammad SAW).“Ya Allah, limpahkan shalawat untuknya (Nabi
Muhammad SAW). Tuhanku, limpahkan shalawat dan salam untuknya (Nabi Muhammad SAW).”
18.
Tasbih.
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ
Artinya, “Maha suci Allah dan
dengan memuji-Nya. Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya. (10 kali). Maha suci
Allah dan dengan memuji-Nya. Maha suci Allah yang maha agung dan dengan
memuji-Nya.
19.
Shalawat Nabi. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ *3 اَجْمَعِيْنَ
Artinya, “Ya Allah,
tambahkanlah rahmat dan kesejahteraan untuk kekasih-Mu, yaitu pemimpin kami,
Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya semua. (3 kali). Al-Fatihah.”
20.
Surat Al-Ahzab ayat 56.
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا
Artinya, “Sungguh Allah dan
para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman,
bacalah shalawat untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
21.
Surat Al-Fatihah.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ
Artinya, “Aku berlindung
kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha
pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang
maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya
kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan.
Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah
Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan
pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.”
DOA TAHLIL/ DOA ARWAH
Doa Tahlil atau Doa Arwah Doa tahlil atau
doa arwah ini berisi permohonan agar Allah menerima semua bacaan Al-Qur’an dan
zikir tahlil sebagai tambahan amal kebaikan bagi arwah yang didoakan. Doa ini
juga terdiri atas permohonan ampunan dan rahmat-Nya untuk diri ahli waris,
untuk arwah ahli kubur, dan kaum muslimin pada umumnya yang didoakan. Adapun doanya
sbb :
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنْ الرَّحِيْمِ.
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ،
يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ
وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.
سُبْحَانَكَ لَا نُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، فَلَكَ الحَمْدُ قَبْلَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ عَنَّا دَائِمًا أَبَدًا
Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari
setan yang dilontar. Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam sebagai pujian orang yang
bersyukur, pujian orang yang memperoleh nikmat sama memuji, pujian yang memadai
nikmat-Nya, dan pujian yang memungkinkan tambahannya. Tuhan kami, hanya bagi-Mu
segala puji sebagaimana pujian yang layak bagi kemuliaan dan keagungan
kekuasaan-Mu.”
اللَّهُمَّ صَلِّ علَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Artinya, “Ya Allah, tambahkanlah rahmat
untuk pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW dan untuk keluarganya.”
اللَّهُمَّ كَمَا خَصَّصْتَنَا بِكِتَابِكَ
الكَرِيْمِ وَهَدَيْتَنَا إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيْمِ،
أَصْلِحْ بِهِ مِنَّا جَمِيْعَ مَا فَسَدَ وَطَهِّرْ
بِهِ مِنَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
Artinya, “Ya Allah, sebagaimana
Kaumuliakan kami dengan Kitab suci-Mu yang mulia dan Kautunjuki kami ke jalan
yang lurus, maka berikanlah kemaslahatan untuk kami sebagai pengganti mafsadat
dan sucikan kami dari kotoran yang tampak dan tersembunyi.”
اللَّهُمَّ اشْرَحْ بِالقُرْآنِ صُدُوْرَنَا
وَيَسِّرْ بِهِ أُمُوْرَنَا
وَعَظِّمْ بِهِ أُجُوْرَنَا
وَحَسِّنْ بِهِ أَخْلَاقَنَا
وَوَسِّعْ بِهِ أَرْزَاقَنَا
وَنَوِّرْ بِهِ قُبُوْرَنَا
Artinya, “Ya Allah, dengan Al-Qur’an
lapangkanlah hati kami, mudahkan urusan kami, lipatgandakanlah pahala kami,
perbaiki akhlak kami, luaskan rezeki kami, dan terangilah kubur kami.”
اللَّهُمَّ اجْعَلْ وَاَوْصِلْ وَتَقَبَّلْ
ثَوَاَبَ مَا قَرَأْنَاهُ
مِنْ الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ
وَمَا هَلَلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً
مِنَّا وَاصِلَةً وَرَحْمَةً
نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً
اِلَى حَضْرَةِ حَبِيْبِنَا
وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا
سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِلَى حَضَرَاتِ
جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ
وَالشُّهَدَاءِ
وَالصَّالِحِيْنَ
وَالصَّحَابَةِ
وَالتَّابِعِيْنَ
وَالْعُلَمَاءِ
الْعَامِلِيْنَ
وَالْمُصَنِّفِيْنَ
الْمُخْلِصِيْنَ
وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالْمَلَائِكَةِ
الْمُقَرَّبِيْنَ وَنَخَصُّ خَصُوْصًا
إِلَى...( فلان/فلانة )، وأهل هذا البيت، وأقرباؤهم
Artinya, “Ya Allah, jadikan, sampaikanlah,
dan terimalah pahala bacaan Al-Quran kami, bacaan tahlil, bacaan tasbih,
istighfar, dan bacaan shalawat kami sebagai hadiah yang bersambung dari kami,
rahmat yang turun, dan keberkahan yang merata untuk kekasih kami, pemberi
syafaat kami, kesenangan kami, pemimpin serta tuan kami, penolong kami,
kesenangan kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, seluruh nabi dan rasul, para wali,
syuhada, orang saleh, para sahabat, tabi’in, ulama yang mengamalkan ilmunya,
ulama penulis yang ikhlas, seluruh mujahid di jalan Allah, dan para malaikat
muqarrabin. Sampaikanlah
pahala semua yang kami baca khususnya untuk (sebutkan nama-nama orang yang
didoakan) almarhum/almarhumah yang dimaksud, keluarganya seisi rumah, dan
kerabatnya.”
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ فِيْ قَبْرِهِ الرَّحْمَةَ وَالضِّيَاءَ
وَالنُّوْرَ، وَالبَهْجَةَ وَالرَوْحَ
وَالرَيْحَانَ وَالسُّرُوْرَ، مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ،
إِنَّكَ مَلِكٌ رَبٌّ غَفُوْرٌ.
Artinya, “Ya Allah, turunkanlah di
kuburnya (almarhum fulan) rahmat, sinar, cahaya, kegembiraan, kesenangan,
keharuman, dan kebahagiaan sejak hari ini hingga hari kebangunan dan
kebangkitan. Sungguh, Kau penguasa, tuhan yang maha pengampun.”
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ
وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُنَّ وَارْحَمْهُنَّ
وَعَافِهِنَّ وَاعْفُ عَنْهُنَّ.
اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ
وَالْمَغْفِرَةَ
عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ
مِنْ أَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ
اللهِ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ قُبُوْرَهُمْ وَقُبُوْرَهُنَّ
رَوْضَةً مِنْ
رِيَاضِ الجِنَانِ، وَلَا تَجْعَلْ قُبُوْرَهُمْ
وَقُبُوْرَهُنَّ
حُفْرَةً مِنْ حُفَرِ النِّيْرَانِ.
Artinya, “Ya Allah, berikanlah ampunan,
kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka (laki-laki). Ya Allah, berikanlah
ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka (perempuan). Ya Allah,
turunkanlah rahmat dan ampunan bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat,
lā ilāha
illallāh, Muhammadur rasūlullāh.” “Ya Allah, jadikanlah kubur mereka baik
muslimin maupun muslimat sebagai taman surga. Jangan jadikan kubur mereka
sebagai lubang neraka.”
اللَّهُمَّ يَا مُيَسِّرَ كُلِّ عَسِيْرٍ، وَيَا جَابِرَ كُلِّ كَسِيْرٍ، وَيَا صَاحِبَ كُلِّ فَرِيْدٍ، وَيَا مُغْنِيَ كُلِّ فَقِيْرٍ، وَيَا مُقْوِيَ كُلِّ ضَعِيْفٍ، وَيَا مَأْمَنَ كُلِّ مَخِيْفٍ، يَسِّرْ عَلَيْنَا كُلَّ عَسِيْرٍ، فَتَيْسِيْرُ
العَسِيْرِ عَلَيْكَ يَسِيْرٌ،
اللَّهُمَّ يَا مَنْ لَا يَحْتَاجُ
إِلَى البَيَانِ وَالتَّفْسِيْرِ،
حَاجَاتُنَا إِلَيْكَ كَثِيْرٌ،
وَأَنْتَ عَالِمٌ بِهَا وَبَصِيْرٌ.
Artinya, “Tuhan kami, wahai Zat yang
memudahkan mereka yang kesulitan, wahai Zat yang menggenapkan mereka yang patah
hati, wahai Zat yang menemani mereka yang dalam kesendirian, wahai Zat yang
mencukupi mereka yang fakir, wahai Zat yang menguatkan mereka yang daif, wahai
Zat tempat aman dari segala ketakutan, mudahkanlah segala kendala yang
menyulitkan kami. Sedangkan ‘upaya’ pembalikan yang sulit menjadi mudah bagi-Mu
adalah sesuatu yang mudah. Tuhan kami, wahai Zat yang tidak memerlukan
penjelasan dan tafsir, hajat kami kepada-Mu begitu banyak. Sedangkan Kau maha
tahu dan maha lihat atas itu.”
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا
وَلِوَالِدِيْنَا
وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا
صِغَارًا وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ
الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ
إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا
إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا
وَأَجْدَادِنَا
وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا
وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا
وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا
Artinya, “Ya Allah, ampunilah mukminin,
mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar
dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek,
nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka
yang masih memiliki hak terhadap kami.”
رَبَّنَا يَا اللهُ اسْتَجِبْ
دُعَاءَنَا مِنْ كُلِّ حَاجَاتِنَا. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً،
وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً،
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ،
سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ
عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ
لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ.
اَلْفَاتِحَةْ …
Artinya, “Tuhan kami, ya Allah, penuhilah doa
kami terkait hajat kami. Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia, dan
kebaikan di akhirat. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan dari segala
yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Segala
puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.
(baca Surat Al-Fatihah)
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ.
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ
الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ
نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ
الَّمُسْتَقِيْمَ.
صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ
وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ
Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari
setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi
maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah.
Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang
lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka,
bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga
Kaukabulkan permohonan kami (Amin).”
DOA PENDEK -Doa pendek ini dibaca setelah membaca
Surat Al-Fatihah. Doa pendek ini merupakan penutup Surat Yasin, susunan zikir
dan tahlil singkat, dan doa arwah.
وَاعْفُ عَنَّا يَا كَرِيْمُ *2 بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
ارْحَمْنَا. اَللَّهُمَّ بِحَقِّ الفَاتِحَةِ وَبِسِرِّ
الفَاتِحَةِ وَبِكَرَامَةِ الفَاتِحَةِ،
يَا فَارِجَ الهَمِّ يَا كَاشِفَ الغَمِّ يَا مَنْ لِعَبْدِهِ
يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ، اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ ذُنُوْبَنَا وَاسْتُرْ
عُيُوْبَنَا وَفَرِّجْ هُمُوْمَنَا
وَاكْشِفْ غُمُوْمَنَا وَأَصْلِحْ
ذَاتَ بَيْنِنَا، دَعْوَاهُمْ
فِيْهَا سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ
وَتَحِيَّتُهُمْ
فِيْهَا سَلَامٌ، وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ
Artinya, “Maafkanlah kami wahai Tuhan yang
pemurah (2 kali). Dengan kasih sayang-Mu wahai zat yang paling pengasih,
kasihanilah kami. Ya Allah, berkat hakikat, rahasia, dan kemuliaan Surat
Al-Fatihah, wahai Tuhan pemberi jalan dari kebingungan, pembuka jalan dari kebimbangan,
wahai Tuhan yang pengampun dan penyayang hamba-Nya, ya Allah ampunilah dosa
kami, tutuplah aib kami, berikan jalan atas kebingungan kami, bukakanlah jalan
atas kebimbangan kami, dan damaikanlah perseteruan di antara kami. ‘Doa mereka
(ahli surga) di dalamnya adalah ‘Maha suci Engkau ya Allah.’ Penghormatan
mereka di dalamnya adalah salam. Akhir doa mereka adalah ‘Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam.’”
Susunan bacaan zikir, tahlil singkat, dan
doa arwah/ doa pendek ini diharapkan dapat memudahkan bagi para pembaca
sekalian sebagai pemandu pembacaan tahlil atau sekadar pengingat bila susunan
zikir tahlil diperlukan. Semoga Allah menerima bacaan zikir dan tahlil kita,
serta menyampaikan pahalanya untuk ahli kubur yang dituju/ arwah yang didoakan.
Wallahu a‘lam.
Sumber :
- Al-Quran Al-Kariim
(Kementrian Agama RI)
- Kitab Hadits : Mukhtashor
Jami’us Shohih Bukhari Muslim (Asy-Syaikhoni Husain – Salim Bahreisy)
- Kitab Hujjatu
Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah (KH. Ali maksum – Krapyak Yogyakarta)
- Buku Sejarah Tahlil (KH. Muhammad Danial
Royyan – PWNU Kendal)
- Buku Tradisi Orang NU
(KH. Munawwir Abdul Fatah – Krapyak Yogyakarta)
- https://islam.nu.or.id/ubudiyah/surat-yasin-susunan-tahlil-singkat-dan-doa-arwah-FqS12
- https://www.alkhoirot.net/2012/01/bacaan-tahlil.html
[1]
Kitab Hujjatu Ahlis Sunnah Wal Jama’ah (Karya KH Ali Maksum – Krapyak Yogyakarta)
[2]
Tradisi bacaan tahlil memang tidak terdapat pada zaman Rasulullah SAW dan juga tidak
terdapat pada zaman para sahabat. Namun, tradisi tahlil mulai ada sejak zaman
ulama muta’akhirin sekitar abad 11 H yang mereka lakukan berdasarkan istimbath
dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Lalu mereka menyusun rangkaian bacaan
tahlil, mengamalkannya secara rutin, dan mengajarkannya kepada kaum muslimin. Sebagian
berpendapat bahwa yang pertama menyusun tahlil adalah Sayyid Ja’far
Al-Barzanji. Sementara yang lainnya berpendapat bahwa yang menyusun tahlil
pertama kali adalah Sayyid Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Pendapat yang dianggap
paling kuat adalah pendapat yang mengatakan Imam Sayyid Abdullah bin Alwi
Al-Haddad sebagai penyusun tahlil yang pertama kali, ini didasari oleh
argumentasi yang mengatakan bahwa Imam Al-Haddad wafat pada tahun 1132 H lebih
dulu dari wafatnya Imam Sayyid Ja’far Al Barzanji yang meninggal pada tahun
1177 H. (“Sejarah Tahlil” karya KH. Muhammad Danial Royyan ketua tanfidziyah
PCNU Kendal periode 2012-2017 )
[3]
Tradisi Orang-orang NU, 2008:
276) (KH. Munawwir Abdul Fatah –
Krapyak Yogyakarta)
[4]
Hadis-hadis di atas menjadi
dalil bahwa pahala sedekah atas nama mayit bisa sampai kepada mayit. Bahkan
kata Imam Nawawi bahwa pahala sedekah dan sejenisnya ini bisa sampai kepada
mayit dengan sepakat ulama. (Syarh Shahih Muslim, 7:90)
[5]
KH Ali Maksum mengutip hadis ini
dari Fatawa Hasanain Makhluf I/52. Tapi hadis ini juga dikutip oleh Syaikh
Badruddin al-Aini dalam Umdat al-Qari Syarah Sahih al-Bukhari XIII/154 dengan
sanad yang bersambung (muttashil), yaitu dari riwayat Ibnu Makula dari Ibrahim
Ibnu Hibban dari Anas bin Malik