Kamis, 31 Desember 2020

PRAHARA MALAM SUNYI


 



Mari sejenak kita "bertafakkur" serta merenung atas rutinitas kita di penghujung tahun dan permulaan tahun baru. Menimbang manfaat dan mudhorotnya, lalu kita tentukan sikap, take action untuk menuju kebaikan kedepan. Semoga kita bisa mengambil beberapa pelajaran dari video sederhana nan pendek ini. 


*PRAHARA MALAM SUNYI TERJADI (LAGI)*


Bising suara-suara kembang api (tadi),

Terjadi di tengah malam sunyi, 

Membuat jiwa – jiwa terjaga lagi...

Seorang bayi menangis tiada henti, 

manula (lansia) kaget setengah mati

Nyenyak tidur terusik kembali, 

hewanpun tak luput dari kegaduhan malam ini... 


Riuh terompet bersahutan, Bak sebuah hal yang sangat berarti

Sementara genta bertalu duabelas kali, Menjadikan kelengkapan bunyi – bunyi

Sekaligus tanda awal permulaan tanda yang dinanti...

Sebagian mereka melonjak tinggi – tinggi, Sembari meneriakkan “pekik” tradisi

Suka cita tak berhenti menghiasi


Semua yang terjadi malam kali ini, bukan sekedar isapan jempol belaka lagi

Bukan pula hal yang perlu ditutup – tutupi...

Sebuah  ceremonial adat kaum negeri, adat yang menciderai rasionalitas ini

Juga telah mempesona inti hati, serta telah menutup pekanya intuisi

Sehingga telah menganggap kaprah segala hal yang terjadi

Tak jarang melanggar hukum asasi Dan.... tak sadar telah merenggut hak insani,


Demi memburu kesenangan hati dan sensai, jutaan rupiahpun terbuang tiada arti

Entah hal ihwal apa yang mendasari....???

Entah madu manfaat apa yang dicari ....???

Yang jelas, madu belum tentu didapati,

Namun racun mudhorot sudah tentu diperoleh pasti.


Yogyakarta, 01 Januari 2021

Sajak ini dibuato Pada 18 Shofar 1434 H/ 01 Januari 2013 M, Pukul 03:03 WIB di kampung Malangan Giwangan Umbulharjo Yogyakarta. 

Ingsun Sholihin