"RISIKO & DAMPAK" DARI GELIAT KEBANGKITAN NU
ORMAS IJO - IJO YANG MULAI MEREKAH, SANG KOLEKTOR BID’AH HASANAH
Siapakah Nama Anda ? darimana asal Anda ? dimana Anda tinggal ? Apa Agama Anda ? Apa saja Organisasi yang Anda ikuti ?
Di zaman Now ini, zaman yang sedang ramai dengan dunia virtual, murah dan mudahnya akses informasi, tentu Pertanyaan terakhir di atas (Apa Agama Anda/ Apa saja Organisasi yang Anda ikuti ?) akan menjadi penentu sikap Si Penanya kepada Anda pada moment dialog selanjutnya. Bila anda menjawab : Agama saya Islam ! orang (si penanya) diam tak bergeming, sedang mikir -mikir mungkin. Bila anda menjawab : Organisasi yang saya ikuti diantaranya adalah NU !. Bisa saja si penanya akan langsung senyum. karena dia tahu bahwa NU organisasi yang Moderat suka tolesansi dan saling menghormati. Namun mumgkin bisa saja si penanya akan mengerutkan wajahnya, bila ia memahami bahwa NU adalah organisasi yang kolot, suka mengada - ada, tradisionalis, anti kemajuan, paham ajarannya tidak murni, dll. Apalagi bila si Penanya adalah Para Khilafer (Ahli/ pecinta Khilafah masa kini) para Wahaber (ahli/ pecinta Wahabi) dan sebangsanya, tentu akan terjadi sebuah diskusi panjang, berlanjut menjadi ajang perdebatan dan mungkin saling hujat bahkan bisa berakhir menjadi arena baku hantam. (Astaghfirulloohal 'Adziim).
Memang membahas NU tak akan pernah menjenuhkan. Ormas Islam moderat terbesar didunia ini (bahkan diakhirat) hobinya mengoleksi bid’ah berupa bid’ah hasanah jadi mengandung pahala dan layak untuk dipertahankan. Dari bid’ah yasinan, tahlilan, maulidan hingga shalawatan. Akhirnya banyak orang terpesona dan termehek-mehek dengan bid’ahnya NU ini. Tapi jangan salah, meskipun pemecah rekor pengoleksi bid’ah terbanyak hasil pooling versi salafi, bid’ah-bid’ahnya NU ini banyak yang suka bahkan mereka yang sudah terserang bid’ah NU yang disebut bid’ah mania, paling banyak diminati. Mulai dari kampung-kampung pedesaan hingga masyarakat metropolis. Tak heran jika bid’ahnya NU ini efeknya bikin adem, tak suka rusuh dan dan tak hobi berbuat keributan.
Bagaimana tidak adem, dimana-mana pengajian, dimana-mana majelis shalawatan dan dimana-mana dapat berkat. Bahkan ahli kuburpun ikut senang. Dengan jurus andalan surat alfatihah, mereka semua dapat kiriman pahala. Hebat kan? Jika ada yang tidak percaya dan ada yang butuh kiriman pahala, silahkan hubungi saya.
Orang NU itu hebat-hebat walaupun tak pernah merasa paling hebat. Bagaimana tidak hebat, mulai dari tukang macul, tukang sayur, ahli hisab (perokok), ahli rukyat (bukan perokok), kaum sarungan, pengusaha, intelektual, profesor, doktor, kiai, habaib dan ulama kumpul semua di NU. Jadi NU serba ada, produk lokal, aman tanpa efek samping, murah meriah dan adem ayem tanpa diskriminasi.
Orang NU itu selalu moderat, tidak suka virus radikal dan bakteri ekstrim. Itulah mengapa banyak orang yang ngantri ke NU, dari pelosok desa hingga manca negara. Tidak suka teriak tapir (eh kafir) kepada sesama umat beragama. Jika ada yang nuduh musyrik dan bid’ah, cukup dengan jurus talqin dan alfatihah, kaum yang sok anti bid’ah pasti langsung kepanasan, kelojotan dan kejang-kejang.
Uniknya, orang NU sangat cinta tanah air. Orang NU siap mati untuk membela NKRI karena membela tanah air bagian dari iman. Orang NU sangat sadar kalau tanah air dan negara adalah instrumen penting untuk menjalankan agama. Tanpa modal tanah air, bagaimana bisa menjalankan perintah agama? Walau tidak ada dalilnya cinta tanah air kata tetangga sebelah (khilafah) tapi orang NU tak pernah ragu untuk membela tanah air. Dengan jurus hubbul wathan minal iman, para khilafer dijamin langsung klepek-klepek mabuk sempoyongan tidak karuan.
Walau Hebat, orang NU selalu hormat kepada gurunya. Uluk salam, cium tangan kiai, kirim doa dan menziarahi. Karena bagi orang NU, membela Islam tak harus selalu teriak-teriak tidak tidak jelas tapi mengajarkan akhlak dan kemuliaan. Tanpa akhlak dan kelembutan, Islam bak makhluk yang menyeramkan, angker dan menakutkan.
Itulah asyiknya di NU. Tidak kaku dan tidak tegang karena NU bukan sumbu kompor dan bukan sumbu petasan yang cepat meledak membisingkan. Jika tetangga sebelah ngajak ribut maka cukup dibalas dengan guyonan, jika ada yang membuat gaduh cukup hanya dengan jurus andalan “gitu aja kok repot”.
Hanya orang NU yang hobi ziarah dan begadang kemakam-makam siang dan malam agar ahli kubur senang dido’akan dan yang ziarah mendapat pelajaran dari kematian. Karena hobi ziarah, kaum NU pun dituduh habis-habisan sebagai penyembah kuburan. Tapi orang NU tak kalah cerdas dan brilian, kaum ahli ziarahpun diberi gelar kehormatan oleh NU yaitu Sarjana Kuburan (Sarkub). Sebuah gelar istimewa tiada duanya yang tidak akan dapat dicari dikampus bonafit dan terkenal dimanapun. Yang saya tahu, salah satu titel yang diperoleh oleh Sarjana Kuburan yaitu S. Ag, singkatan dari Sarjana Alam gaib.
Itulah sekelumit bid’ah-bid’ah orang NU yang perlu diwaspadai. Jika tidak diwaspadai, bid’ah-bid’ah ini akan menyebar keseantero dunia. Bahayanya, kalau bid’ah-bid’ah ini sudah tersebar semakin luas maka masa depan salafer, wahaber dan khilafer semakin memprihatinkan dan akhirnya buyar tidak karuan. Jika sudah buyar, kita tidak akan mendengar lagi jurus-jurusnya yaitu ente kafir, musyrik, ahli bid’ah dan ahli neraka.
Karena dunia sudah sangat memprihatinkan akibat ulah kelompok radikal, akhirnya orang NU mengeluarkan bid’ah terbaru (bid’ah update) yaitu bid’ah zaman now berupa vaksin “Islam Nusantara”. Dengan vaksin ini, dijamin khilafer akan tobat dan wahaber akan tiarap. Mau divaksin dengan vaksin “Islam Nusantara”? Silahkan datangi kiai-kiai NU, habib-habib NU dan ulama NU. Dengan vaksin ini, atas izin Allah yang mulanya galak akan menjadi moderat.
Djogja.
Ingsun Sholihin, 08 jumadil Ula 1439 H