PRAHARA MALAM SUNYI TERJADI (LAGI) MALAM INI
Bising suara-suara kembang api (tadi), terjadi di tengah
malam sunyi
Membuat jiwa – jiwa terjaga lagi...
Seorang bayi menangis tiada henti, manula (lansia) kaget
setengah mati
Nyenyak tidur terusik kembali, hewanpun tak luput dari kegaduhan
malam ini
Riuh terompet bersahutan, Bak sebuah hal yang sangat berarti
Sementara genta bertalu duabelas kali, Menjadikan
kelengkapan bunyi – bunyi
Sekaligus tanda awal permulaan tanda yang dinanti...
Sebagian mereka melonjak tinggi – tinggi, Sembari meneriakkan
“pekik” tradisi
Suka cita tak berhenti menghiasi
Semua yang terjadi malam kali ini, bukan sekedar isapan
jempol belaka lagi
Bukan pula hal yang perlu ditutup – tutupi...
Sebuah ceremonial adat
kaum negeri, adat yang menciderai rasionalitas ini
Juga telah mempesona inti hati, serta telah menutup pekanya
intuis
Sehingga telah menggap kaprah segala hal yang terjadi
Tak jarang melanggar hukum asasi Dan.... tak sadar telah merenggut
hak insani,
Demi memburu kesenangan hati dan sensai, jutaan rupiahpun terbuang
tiada arti
Entah hal ihwal apa yang mendasari....???
Entah madu manfaat apa yang dicari ....???
Yang jelas, madu belum tentu didapati,
Namun racun mudhorot sudah tentu diperoleh pasti.
Jogja, 18 Shofar 1434 H/ 01 Januari
2013 M, Pukul 03:03 WIB
Ingsun Sholihin