Minggu, 31 Desember 2017

PRAHARA MALAM SUNYI TERJADI (LAGI) MALAM INI



Bising suara-suara kembang api (tadi), terjadi di tengah malam sunyi
Membuat jiwa – jiwa terjaga lagi...
Seorang bayi menangis tiada henti, manula (lansia) kaget setengah mati
Nyenyak tidur terusik kembali, hewanpun tak luput dari kegaduhan malam ini

Riuh terompet bersahutan, Bak sebuah hal yang sangat berarti
Sementara genta bertalu duabelas kali, Menjadikan kelengkapan bunyi – bunyi
Sekaligus tanda awal permulaan tanda yang dinanti...
Sebagian mereka melonjak tinggi – tinggi, Sembari meneriakkan “pekik” tradisi
Suka cita tak berhenti menghiasi

Semua yang terjadi malam kali ini, bukan sekedar isapan jempol belaka lagi
Bukan pula hal yang perlu ditutup – tutupi...
Sebuah  ceremonial adat kaum negeri, adat yang menciderai rasionalitas ini
Juga telah mempesona inti hati, serta telah menutup pekanya intuis
Sehingga telah menggap kaprah segala hal yang terjadi
Tak jarang melanggar hukum asasi Dan.... tak sadar telah merenggut hak insani,

Demi memburu kesenangan hati dan sensai, jutaan rupiahpun terbuang tiada arti
Entah hal ihwal apa yang mendasari....???
Entah madu manfaat apa yang dicari ....???
Yang jelas, madu belum tentu didapati,
Namun racun mudhorot sudah tentu diperoleh pasti.


Jogja, 18 Shofar 1434 H/ 01 Januari 2013 M, Pukul 03:03 WIB
Ingsun Sholihin